Daftar isi
Pengertian Loyalitas
Pengertian Loyalitas – Loyalitas dapat diartikan tekad dan kesanggupan menaati, melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu dengan disertai penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekad dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari serta dalam pelaksanaan tugas. Loyalitas anggota terhadap organisasi memiliki makna kesediaan seseorang untuk melenggangkan hubungannya dengan organisasi, kalau perlu mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun.
Loyalitas anggota memegang peranan krusial dalam jalannya organisasi. Tata aturan yang sempurna, program kerja yang brilian, tanpa disertai dengan loyalitas para eksekutornya adalah hal yang sia-sia. Secara lebih riil, anggota tersebut akan menaati segala bentuk tata tertib yang berlaku, mendukung program kerja dengan mengikutsertakan diri sebagai partisipan aktif. Bahkan menjadi pengurus/kreator ide-ide penting untuk membangun organisasi dari dalam.
Loyalitas yang dimilki oleh setiap organisator juga berpengaruh pada kelanjutan suatu organisasi dalam melaju pada rel visi dan misi. Jika suatu organisasi sudah melenceng dari jalur visi dan misi yang ada, besar kemungkinan bahwa rasa loyalitas yang dimilki oleh para anggotanya telah kropos dan lapuk. Karena jika memang loyalitas benar-benar ada pada setiap anggota, tidak mungkin mereka akan membiarkan dan bahkan membawa organisasi tersebut ke arah yang menyimpang dari rel visi dan misi.
Hal yang tidak kalah penting adalah kebersamaan dan komitmen antara anggota dalam suatu organisasi. Dalam kenyataannya, pelaksanaan program kerja sebagai bentuk realisasi visi organisasi tidak semua anggota memiliki kesamaan sistem kerja berdampak buruk bagi kelangsungan organisasi itu sendiri.
Baca juga: Pengertian Upah Tenaga Kerja Secara Lengkap
Hal ini disebabkan terutama karena anggota yang mengikuti suatu organisasi tidak berniat secara penuh untuk mendedikasikan dirinya untuk kelangsungan organisasi, mereka hanya ingin mengambil manfaat yang mereka anggap berguna bagi mereka. Singkat kata, mereka hanya aktif mengikuti kegiatan yang mereka inginkan.
Nasib organisasi tersebut ke depannya akan ditentukan oleh tingkat loyalitas anggotanya. Apabila anggota merasa “malas” maka untuk merealisasikan program kerja organisasi akan terasa sangat sulit. Tidak lain alasan dari itu semua adalah karena kurangnya rasa memiliki oleh setiap anggotanya. Ya, dari sini penulis kembali menyatakan bahwa loyalitas amat sangat berarti bagi eksistensi sebuah organisasi. Loyalitas ibarat ruh bagi organisasi. Dan tentunya, tanpa ruh, sebuah organisasi tak akan mampu bernafas lebih lama, yang akhirnya berakibat dan berujung pada ‘matinya’ organisasi tersebut.
Loyalitas adalah manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki, mensupport, mendapatkan rasa aman dan membangun keterikatan serta menciptakan emotional attachment “Kartajaya, 2007:126”.
Pengertian Loyalitas Menurut Para Ahli
Berikut ini terdapat beberapa pengertian loyalitas menurut para ahli, terdiri atas:
- Menurut Oliver ( dalam Taylor, Celuch, dan Goodwin,1999:218)
Loyalitas adalah sebagai komitmen yang tinggi untuk membeli kembali suatu produk atau jasa yang disukai di masa mendatang, disamping pengaruh situasi dan usaha pemasar dalam merubah perilaku. Dengan kata lain konsumen akan setia untuk melakukan pembelian ulang secara terus-menerus.
- Gramer dan Brown (dalam Utomo 2006:27)
Loyalitas adalah derajat sejauh mana seorang konsumen menunjukkan perilaku pembelian berulang dari suatu penyedia jasa, memiliki suatu desposisi atau kecenderungan sikap positif terhadap penyedia jasa, dan hanya mempertimbangkan untuk menggunakan penyedia jasa ini pada saat muncul kebutuhan untuk memakai jasa ini. Dari definisi yang disampaikan Gramer dan Brown, konsumen yang loyal tidak hanya seorang pembeli yang melakukan pembelian berulang, tetapi juga mempertahankan sikap positif terhadap penyedia jasa.
Karakteristik Loyalitas
Loyalitas pelanggan merupakan ukuran yang dapat diandalkan untuk memprediksi pertumbuhan penjualan dan perilaku pembelian yang konsisten “Griffin, 2005”, berikut ialah karakteristik dari loyalitas konsumen:
- Melakukan Pembelian Secara Teratur Atau Pembelian Ulang
Pelanggan yang telah melakukan pembelian suatu produk atau jasa sebanyak dua kali atau lebih. - Membeli diluar Lini Produk Atau Jasa ( Pembelian Antar Lini Produk )
Membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan dan mereka butuhkan, mereka membeli secara teratur, hubungan dengan jenis pelanggan ini sudah kuat dan berlangsung lama serta membuat mereka tidak terpengaruh oleh produk pesaing. - Merekomendasikan Produk Atau Jasa Kepad Orang Lain
Membeli barang atau jasa yang ditawarkan dan yang mereka butuhkan serta melakukan pembelian secara teratur. Selain itu, mereka mendorong orang lain agar membeli barang atau jasa perusahaan tersebut. Secara tidak langsung mereka telah melakukan pemasaran untuk perusahaan dan membawa konsumen kepada perusahaan. - Menunjukkan Kekebalan Dari Daya Tarik Produk Atau Jasa Sejenis
Atau dengan kata lain tidak mudah terpengaruh oleh tarikan pesaing.
Baca juga: Pengertian Sektor Produksi Beserta Dampaknya
Pembentukan Loyalitas
Setiap pembelian produk, konsumen bergerak melalui siklus pembelian yang mana pada siklus tersebut dapat membentuk loyalitas pelanggan. Berikut tahapan siklus pembelian yang membentuk loyalitas pelanggan “Griffin, 2005”:
- Menyadari Produk
Pembentukan pangsa pikiran untuk memposisikan keunggulan produk dibenak calon pelanggan yang dilakukan melalui advertising dan promosi lainnya, sehingga calon pelanggan menyadari keberadaan produk. - Melakukan Pembelian Awal
Hal penting dalam memelihara loyalitas pelanggan karena dari pembelian awal timbul kesan positif atau negatif terhadap produk sehingga terdapat kesempatan untuk menumbuhkan pelanggan. - Valuasi Pasca Pembelian
Adanya kepuasan atau ketidakpuasan yang dijadikan dasar pertimbangan untuk baralih pada produk lain atau tidak, keputusan membeli lagi merupakan sikap yang paling penting bagi loyalitas.
Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas
Loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh 5 “lima” faktor yaitu “Vanessa Gaffar, 2007”:
- Kepuasan “Satisfaction”
Kepuasan pelanggan merupakan pengukuran gap antara harapan pelanggan dengan kenyataan yang mereka terima atau yang dirasakan.
- Ikatan Emosi “Emotional Bonding”
Konsumen dapat terpengaruh oleh sebuah merek yang memiliki daya tarik tersendiri sehingga konsumen dapat diidentifikasikan dalam sebuah merek, karena sebuah merek dapat mencerminkan karakteristik konsumen tersebut. Ikatan yang tercipta dari sebuah merek ialah ketika konsumen merasakan ikatan yang kuat dengan konsumen lain yang menggunakan produk atau jasa yang sama.
- Kepercayaan “Trust”
Kemauan seseorang untuk mempercayakan perusahaan atau sebuah merek untuk melakukan atau menjalankan sebuah fungsi.
- Kemudahan “Choice reduction and habit”
Konsumen akan merasa nyaman dengan sebuah kualitas produk dan merek ketika situasi mereka melakukan transaksi memberikan kemudahan. Bagian dari loyalitas konsumen seperti pembelian produk secara teratur dapat didasari pada akumulasi pengalaman setiap saat.
- Pengalaman Dengan Perusahaan “History with company”
Sebuah pengalaman seseorang pada perusahaan dapat membentuk perilaku, ketika mendapatkan pelayanan yang baik dari perusahaan maka akan mengulangi perilaku pada perusahaan tersebut.
Aspek-Aspek Loyalitas
Untuk mengetahui apakah seorang anggota loyal terhadap organisasi. Terdapat beberapa aspek yang dapat digunakan untuk mengukur loyalitas anggota tersebut. Aspek-aspek loyalitas antara lain:
- Taat pada peraturan.
Seorang anggota yang loyal akan selalu taat pada peraturan. Sesuai dengan pengertian loyalitas , ketaatan ini timbul dari kesadaran anggota jika peraturan yang dibuat oleh organisasi semata-mata disusun untuk memperlancar jalannya pelaksaan untuk mencpai tujuaan organisasi. Kesadaran ini membuat anggota akan bersikap taat tanpa merasa terpaksa atau takut terhadap sanksi yang akan diterimanya apabila melanggar peraturan tersebut.
- Tanggung jawab pada organisasi.
Ketika seorang anggota memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas, maka secara otomatis ia akan merasa memiliki tanggung jawab yang besar terhadap organisasinya. Anggota akan berhati-hati dalam mengerjakan tugas-tugasnya, namun sekaligus berani untuk mengembangkan berbagai inovasi demi kepentingan organisasi.
- Kemauan untuk bekerja sama.
Anggota yang memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas, tidak segan untuk bekerja sama dengan anggota lain. Bekerja sama dengan orang lain dalam suatu kelompok memungkinkan seorang anggota mampu mewujudkan impian organisasi untuk dapat mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh seorang anggota secara invidual.
- Rasa memiliki
Adanya rasa ikut memiliki anggota terhadap organisasi akan membuat anggota memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung jawab terhadap organisasi sehingga pada akhirnya akan menimbulkan sikap sesuai dengan pengertian loyalitas demi tercapainya tujuan organisasi.
- Hubungan antar pribadi
Anggota yang memiliki loyalitas kerja tinggi akan mempunyai hubungan antar pribadi yang baik terhadap anggota lain dan juga terhadap atasannya. Sesuai dengan pengertian loyalitas, hubungan antar pribadi ini meliputi hubungan sosial dalam pergaulan sehari-hari, baik yang menyangkut hubungan kerja maupun kehidupan pribadi.
- Kesukaan terhadap tugas
Sebagai manusia, anggota pasti akan mengalami masa-masa jenuh terhadap tugas yang dilakukannya setiap hari. Seorang anggota yang memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas akan mampu menghadapi permasalahan ini dengan bijaksana. Hal ini hanya dapat dilakukan apabila seorang anggota mencintai tugasnya.
Tinggalkan Balasan