Pengertian Upah Tenaga Kerja – Upah kerja merupakan unsur penting yang berpengaruh terhadap kehidupan pekerja karena upah kerja merupakan sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup pekerja dan keluarganya baik berupa sandang, pangan, papan maupun kebutuhan lainnya. Upah kerja merupakan imbalan yang diterima oleh pekerja atas jasa yang diberikan dalam memproduksi atau barang atau jasa diperusahaan. Pada dasarnya upah kerja haruslah sebanding dengan kontribusi dan produktivitas pekerja dalam perusahaan.
Hubungan antara upah dan jam kerja menunjukkan bahwa tinggi jam kerja belum tentu mempengaruhi upah yang diterima oleh pekerja. Secara umum dapat kita lihat bahwa upah di perkotaan pada tingkat pendidikan yang sama selalu lebih besar dibanding di pedesaan.
Munculnya ketentuan upah minimum akan mendorong terjadinya distorsi dalam pasar tenaga kerja. Artinya dengan ketentuan upah minimum, maka buruh mempunyai kekuatan monopoli yang cenderung melindungi buruh yang telah bekerja dalam industri itu. Kekuatan serikat buruh yang cenderung memaksimumkan pendapatan dari buruh yang ada akan mendiskriminasi pendatang baru dalam pasar tenaga kerja.
Daftar isi
Pengertian Upah Tenaga Kerja
Upah tenaga kerja adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja atau buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundangan-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja atau buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Pasal 1 angka 30 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Dasar hukum upah bagi tenaga kerja
- Pasal 27 Undang-Undang Dasar 1945
- Undang-undang No. 13 tahun 2003
- Kepmenakertrans Nomor : KEP.49/MEN/2004 Tentang Ketentuan Struktur dan Skala Upah.
- Kepmenakertrans No. KEP.102/MEN/VI/2004 : Tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur
Baca juga: Pengertian Sektor Produksi Beserta Dampaknya
Komponen Upah Tenaga Kerja
Berikut ini terdapat beberapa komponen upah tenaga kerja, terdiri atas:
- Upah pokok, Suatu imbalan dasar yang telah dibayarkan kepada buruh menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan perjanjian.
- Fasilitas, Kenikmatan dalam bentuk nyata / natur karena hal yang bersifat khusus atau untuk meningkatkan kesejahteraan buruh. Contoh : fasilitas antar jemput, pemberian makan secara Cuma-Cuma, sarana kantin.
- Bonus, Pembayaran yang diterima buruh dari hasil keuntungan perusahaan atau karena prestasi.
Sistem Pembayaran Upah
Sistem pembayaran upah adalah bagaimana cara perusahaan biasanya memberikan upah kepada pekerja/buruhnya. Ada beberapa macam sistem pembayaran upah :
- Sistem Upah Jangka Waktu
Sistem upah jangka waktu adalah sistem pemberian upah menurut jangka waktu tertentu, misalnya harian, mingguan atau bulanan.
- Sistem Upah Potongan
Sistem ini umumnya bertujuan untuk mengganti sistem upah jangka waktu jika hasilnya tidak memuaskan. Sistem upah ini hanya dapat diberikan jika hasil pekerjaannya dapat dinilai menurut ukuran tertentu, misalnya diukur dari banyaknya, beratnya, dan sebagainya.
- Sistem Upah Permufakatan
Sistem upah permufakatan adalah suatu sistem pemberian upah dengan cara memberikan sejumlah upah pada kelompok tertentu. Selanjutnya, Kelompok ini akan membagi-bagikan kepada para anggotanya.
- Sistem Skala Upah Berubah
Dalam sistem ini, jumlah upah yang diberikan berkaitan dengan penjualan hasil produksi di pasaran. Jika harga naik jumlah upahnya pun naik. Sebaliknya jika harga turun, upah pun akan turun Itulah sebabnya disebut skala upah berubah.
- Sistem Upah Indeks
Sistem upah ini didasarkan atas indeks biaya kebutuhan hidup. Dengan sistem ini upah naik turun sesuai dengan naik turunnya biaya penghidupan meskipun tidak memengaruhi nilai nyata dari upah.
- Sistem Pembagian Keuntungan
Sistem upah ini dapat disamakan dengan pemberian bonus apabila peusahaan mendapat keuntungan di akhir tahun.
Macam-Macam Teori Upah Tenaga Kerja
Teori upah yang akan dibahas berikut ini menjelaskan tentang dasar-dasar pemberian upah kepada pekerja, ada beberapa macam teori upah simak berikut ini:
1. Teori Upah Alami
Teori upah alami ( natural wage ) disebut juga dengan teori upah normal. Teori ini dikemukan oleh seorang yang bernama David Ricardo, yang membagi upah menjadi dua macam yaitu upah alami dan upah pasar. Apa perbedaan upah alami dengan upah pasar ??
- Upah AlamiUpah yang besarnya bergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran tenaga kerja dipasar, upah alami ini merupakan upah yang dipakai sebagai acuan agar pekerja hidup layak.
- Upah PasarAdapun sesungguhnya diterima pekerja ialah upah pasar.
Bila upah besar lebih tinggi dari upah alami maka kemakmuran akan meningkat,sehingga angka perkawinan ikut juga meningkat. Angka perkawinan meningkat disebabkan oleh mudahnya tenaga kerja mendapatkan biaya untuk menikah, selanjutnya angka kelahiran pun akan meningkat.
Adapun untuk angka kematian justru manurun, karena meningkatnya kesehatan dan kesejahteraan keluarga, peningkatan kelahiran menyebabkan jumlah tenaga menjadi bertambah sehingga penawaran tenaga kerja pun akan bertambah. Peningkatan atau penambahan penawaran tenaga kerja tersebut mengakibatkan tingkat upah pasar menjadi turun mendekati atau bahkan dibawah upah alami.
Hal ini terjadi karena penawaran tenaga kerja lebih banyak dibanding permintaan tenaga kerja, karena upah menurun, angka perkawinan pun berkurang dan angka kelahiran juga menjadi berkurang. Dan sebaliknya angka kematian justru meningkat, selanjutnya penawaran tenaga kerja menjadi berkurang sehingga berdampak pada meningkatnya upah pasar.
2. Teori Upah Besi
Teori ini telah dikemukakan oleh seorang yang bernama Ferdinand Lasalle, menurutnya upah yang diterima pekerja merupakan upah yang minimal sehingga pengusaha dapat meraih laba yang sebesar-besarnya. Karena pekerja berada dalam posisi yang lemah maka tidak dapat berbuat apa-apa dan terpaksa menerima upah tersebut. Oleh karena itu upah disebut upah besi, selanjutnya untuk memperbaiki kehidupan para pekerja disarnkan agar mendirikan koperasi-koperasi produksi supaya terlepas dari cengkeraman upah besi.
3. Teori Upah Produktivitas Batas Kerja
Teori ini disebut juga “ Marginal Productivity Theory ”. terori yang dikemukakan oleh seorang yang bernama Clark ini menyatakan bahwa tingkat upah memiliki kecenderungan sama dengan tingkat produktivitas tenaga kerja terakhir yang dibayar yang disebut pekerja batas ( marginal worker ). Itu berarti upah yang diberikan kepada pekerja tidak dapat melebihi tingkat produktivitas batas kerja dari pekerja.
4. Teori Upah Etika
Menurut teori ini, upah yang diberikan kepada pekerja seharusnya sepadan atau seimbang dengan beban pekerjaan yang telah dilakukan pekerja dan mampu membiayai pekerja sehingga hidup dengan layak.
5. Teori Upah Diskriminasi
Teori ini menyatakan bahwa upah yang telah diberikan kepada pada pekerja tidaklah sama, tapi sengaja dibedakan ( diskriminasi ) bagi setiap pekerja, perbedaan upah dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya seperti :
- Jenis Kelamin
- Ras ( Warna Kulit )
- Tingkat pendidikan
- Tingkat keterampilan
- Jenis pekerjaan
Faktor-Faktor yang Menimbulkan Perbedaan Upah Tenaga Kerja
Faktor-faktor penting yang menjadi sumber dari perbedaan upah diantara pekerja-pekerja didalam suatu jenis kerja tertentu tersebut antara lain adalah :
- Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja
Di Negara Indonesia memiliki karakteristik dimana pasar tenaga kerja yang tidak seimbang antara jumlah tenaga kerja lebih tinggi dibanding dengan jumlah lowongan kerja yang tersedia. Hal ini menimbulkan suatu corak pada permintaan dan penawaran tenaga kerja di Indonesia.
Permintaan dan penawaran tenaga karja didalam suatu jenis pekerjaan sangat berpengaruh besar dalam menentukan upah disuatu jenis pekerjaan. Apa bila didalam suatu pekerjaan dimana terdapat penawaran tenaga kerja yang cukup besar tetapi tidak banyak permintaan dari pengusaha maka upah pekerja cenderung rendah.
- Perbedaan Jenis Pekerjaan
Dalam kegiatan ekonomi mempunyai berbagai jenis keanekaragaman dalam jenis pekerjaan, diantara pekerjaan tersebut terdapat jenis pekerjaan yang ringan dan juga mudah dikerjakan, ada pula jenis pekerjaan yang berat dan sulit dikerjakan. Namun jenis pekerjaan yang berat dan sulit belum tentu mendapatkan upah yang lebih tinggi dari pada pekerjaan yang ringan dan mudah dikerjakan, namun sebaliknya seorang pesuruh kantor yang cenderung memiliki pekerjaan yang relatif lebih ringan akan memperoleh upah yang lebih tinggi dibanding golongan pekerja dibawah pimpinannya. Hal ini membuat golongan pekerja akhir-akhir ini menuntut untuk memperoleh upah yang lebih tinggi dari pada pesuruh kantor karena mereka melakukan kerja yang lebih memerlukan tenaga fisik.
- Tingkat Kemampuan, Keahlian dan Pendidikan
Kemampuan, keterampilan dan keahlian para pekerja memiliki perbedaan dalam hal bekerja, bagi karyawan yang memiliki pendidikan dan ketrampilan yang rendah cenderung tertekan sedangkan bagi karyawan yang memiliki karakteristik pendidikan dan keterampilan yang tinggi memiliki kecenderungan kearah yang sebaliknya sifat-sifat tersebut menyebabkan mereka mempunyai produktifitas yang berbea-beda. Dalam kenyataannya, dengan bertambah majunya kegiatan ekonomi dalam suatu pekerjaan maka semakin membutuhkan tenaga-tenaga kerja yang terdidik, oleh karena itu semakin tinggi pendidikan seseorang maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan semakin mudah.
Baca juga: Pengertian Premi Asuransi Secara Lengkap
- Usia kerja
Usia kerja seseorang di suatu perusahaan akan mempengaruhi tingkat upah yang di terima oleh pekerja tersebut. Semakin lama usia kerja seseorang dalam suatu lapangan pekerjaan akan cenderunag membuat tingkat upah yang diterimanya lebih tinggi dibandingkan pekerja dengan usia kerja yang lebih sedikit. Hal ini biasanya disebabkan karena pekerja dengan usia kerja yang lebih lama dianggap lebih senior dan professional untuk mengatasi suatu pekerjaan, selain itu juga sebagai penghargaan atas pengabdian yang diberikan oleh pekerja tersebut kepada perusahaan atau pemilik kerja.
- Pertimbangan Bukan Keuangan Dalam Memilih Pekerjaan
Daya tarik sesuau pekerjaan bukan saja tergantung pada besarnya upah yang ditawarkan, selan itu faktor-faktor bukan keuangan di atas mempunyai peranan yang sangat penting terhadap seseorang dalam memilih pekerjaan. Seseorang sering kali bersedia menerima upah yang lebih rendah apabila beberapa terdapat pertimbangan yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya. Sebaliknya apabila faktor-faktor bukan keuangan banyak yang tidak sesuai dengan seorang pekerja, ia akan menuntut upah yang lebih tinggi sebelum ia bersedia menerima pekerjaan yang ditawarkan.
- Mobilitas Tenaga Kerja
Dalam teori ini terdpat pemislan faktor-faktor produksi, dalam konteks mobilitas tenaga kerja pemisalan ini berarti: kalau dalam pasar tenaga kerja terjadi perbedaan upah, maka tenaga kerja akan pindah kepasar tenaga kerja yang upahnya lebih tinggi.
Tinggalkan Balasan