Daftar isi
Geografi Sejarah Romawi
Peradaban Romawi Kuno – Induk kerajaan Romawi adalah Italia sekarang yang menempati Jazirah Apenina, bersama pulau Sisilia Jazirah tersebut terbentuk seperti kaki yang meyipak bola. Secara geografis keduanya mewujudkan jembatan terputus yang membujur utara-selatan dan membagi laut tengah atas dua bagian barat dan bagian timur. Kondisi alam Romawi (Italia) secara geologis mirip dengan kondisi alam Yunani. Hal ini di lihat dari banyaknya pegunungan. Pegunungan yang ada pada masing-masing daerah memiliki fungsi yang sama sebagai pelindung dari serangan musuh dari luar, tapi di utara Romawi terdapat lembah dan sungai yang menghubungkan daerahnya dengan Eropa Tengah.
Tanah di sepanjang Jazirah Apenina tak sekering dan segundul tanah di negeri Yunani. Tepi pantainya berhutan lebat dan ada hamparan rumput untuk ternak sejak zaman kuno. Sungai Tiber yang berada di tengah-tengah Italia membentuk lembah di mana kota Roma dapat berkembang dengan baik dan disanalah kemudian berkembang peradaban Bangsa Latin. Di bandingkan dengan negeri Yunani, pantai-pantai di Italia tidak mempunyai pelabuhan akan tetapi pantai-pantai baratnya memiliki banyak teluk yang baik untuk berlabuhnya kapal-kapal layar di zaman kuno. Lembah “Po” yang ada di timur laut negeri ini pun memiliki pelabuhan yang ramai perdagangannya dengan pantai-pantai Barat Yunani.
Dari uraian sifat-sifat geografis Italia di atas, telah menentukan jalannya sejarah bangsa Romawi dari zaman ke zaman. Di Italia utara dapat dimasuki bangsa-bangsa yang berasal dari Eropa Tengah sedangkan di pantai timur berlabuhlah para imigran Yunani dan Asia Kecil. Orang-orang Italia awal terdiri dari banyak suku yang masing-masing mempunyai bahasa dan kebudayaan sendiri. Pemukim yang paling awal adalah “Suku Liguria” kemudian berdatangan “Suku Umbria, Latin dan Samnite” yang kemungkinan berasal dari Eropa Tengah. Setelah itu datanglah Suku “Etruska” dari Asia Kecil lalu orang-orang “Kartago” dan “Yunani” yang mendirikan koloninya di Italia Selatan. Iklim yang baik untuk tetumbuhan yang hijau sepanjang tahun menjadikan penduduk Italia sebagai pengembala dan petani yang makmur.
Orang Romawi senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran karena mereka suka sesuatu yang megah, mewah, dan monumental, serta menarik perhatian. Semua hasil karya budaya terutama karya seni rupa, baik berupa seni bangunan, seni patung atau relief, maupun seni lukisnya dibuat serba besar, megah, dan penuh hiasan. Orang-orang Romawi menciptakan karya teknik bangunan yang menggumkan, seperti bangunan saluran air, jembatan, gedung besar untuk balai pertemuan dan pasar, bangunan untuk olahraga dan pentas seni (Thermen, Theater, Amphitheater). Selain bangunan diatas, juga terdapat banguan kuil untuk persemayaman dewa. Orang Romawi melanjutkan pengetahuan orang Yunani antara lain bangunan dengan kontruksi lengkung untuk membuat ruangan-ruangan menjadi luas.
Lokasi Jazirah Apenina yang melintang di bagian tengah Laut Tengah sebenarnya bukan jaminan bahwa penduduk di situ mengerti pentingnya lautan untuk berdagang dan strategi perluasan wilayah. Sebelum pembauran antara orang romawi dengan orang Yunani tidak ada keinginan bagi orang Romawi terhadap perniagaan laut di karenakan jalur ke Eropa Tengah sangat terbuka lebar ditambah lagi pengetahuan tentang kelautan yang belum memadai pada saat itu.
Kesadaran itu baru tumbuh setelah banyaknya kekalahan yang terjadi dan hilangnya daerah kekuasaan bagian selatan yang direbut oleh orang-orang Kartago dan Yunani yang menyerang dari laut. Kesadaran itu membuat orang Romawi terdorong untuk melakukan ekspansi ke daerah lain. Daerah yang harus dikuasai terlebih dahulu sebelum menguasai lautan tengah ialah Yunani di Italia bagian selatan dan selatan Jazirah Balkan. Di dalam wilayah Yunani, perperangan antar Polis marak-maraknya terjadi sehingga penguasa yunani meminta bantuan kepada raja Seleucid di Asia ( Macedonia ). Politik yang dipakai oleh orang Romawi ialah mendamaikan pereperangan antar Polis, sehingga Yunani dapat dikuasai pada abad ke-2 SM.
Sambil berekspansi ke luar daerah, kerajaan Romawi juga belajar dari hal-hal yang dirasa baik dari daerah-daerah yang dikuasainya. Seperti penerapan sistem Polis di Roma. Meskipun alam di Romawi tidak seperti di yunani yang berbukit-bukit, tetapi penerapan itu dapat berlangsung selama dua abad setelah penaklukan Yunani. Kemudian tatanan pemerintahan ini juga diterapkan di wilayah jajahannya yang ada di Eropa.
Sejarah Awal Romawi
Tidak banyak yang diketahui tentang sejarah Kerajaan Romawi karena tidak ada sumber tertulis yang berasal dari zaman tersebut dan kebanyakan sumber ditulis berasal dari legenda. Hal ini dikarenakan pada tahun 390 SM, bangsa Galia menyerang Roma dan menghancurkan semua catatan sejarah, sehingga tidak ada catatan sejarah dari masa kerajaan. Berdasarkan benda pecah belah yang ditemukan pada situs Romawi di sungai Tiber di daratan Latium, diperkirakan benda tersebut sudah ada di sana sekitar 1400 SM. Sedangkan sarjana kuno mengandalkan mitos yang ada untuk menentukan berdirinya Romawi, yaitu pada tahun 753 SM. Meski terdapat tumpang tindih mengenai fakta dan legenda dalam berdirinya Kota Romawi, namun ada beberapa tempat dan tokoh yang disebutkan dalam sejarah yang memiliki kesamaan dengan dalam legenda.
Menurut legenda, Kota Roma didirikan pada tahun 753 SM oleh suku bangsa lokal yang telah membangun perkemahan di tujuh bukit di sekeliling Roma. Tempat tersebut di sekitar Bukit Palatine di sepanjang sungai Tiber di Italia Tengah. Wilayah itu subur dan bukit-bukitnya menyediakan perlindungan sehingga tempat itu mudah dipertahankan. Hal ini ikut berperan dalam kejayaan Roma kelak. Berdasarkan legenda tersebut, Roma didirikan oleh kakak beradik cucu Raja Numitor, Romulus dan Remus. Namun mereka bertikai hingga Remus terbunuh sehingga Romulus menjadi raja Roma yang pertama. Faktanya, memang terdapat tujuh bukit yang mengelilingi Roma yang nantinya dijadikan pusat perdagangan yang didirikan pada tahun 625 SM yang disebut Forum.
Warga Roma terdiri atas orang Sabin dan Latin yang bersatu membangun sebuah kota. Akan tetapi, mereka merasa bahwa mereka adalah bangsa Romawi. Sebagai masyarakat baru, mereka berusaha untuk menjadi yang lebih baik dari yang lainnya. Mereka memperoleh berbagai pemikiran baru mengenai kebudayaan dan masyarakat dari bangsa Etruska, serta para pedagang dari Yunani dan Kartago. Bangsa Etruska sendiri memiliki kebudayaan yang mengadopsi dari bangsa Yunani, di antaranya adalah huruf atau abjad, baju serta dewa yang mereka sembah adalah Dewa Yunani. Hal ini membuat budaya Yunani menjadi sama dengan budaya Romawi, bahkan bangsa Romawi mengambil alih budaya-budaya tersebut menjadi budaya utama bangsa Romawi.
Legenda mengisahkan ada tujuh raja yang memerintah Romawi selama 240 tahun. Raja-raja tersebut adalah:
- Romulus adalah satu-satunya raja Romawi yang tidak dipilih rakyat karena ia merupakan raja pertama sekaligus pendiri Romawi.
- Numa Pompilius adalah orang Sabin yang dipilih karena reputasinya sebagai orang yang adil dan beriman. Numa memerintah selama 43 tahun dan meninggal secara alami
- Tullus Hostilius adalah raja yang lebih suka berperang dibanding mengurusi masalah keagamaan. Dia membangun tempat baru untuk senat, Curia Hostilia, yang bertahan sampai 500 tahun setelah kematiannya.
- Ancus Marcius Setelah kematian Tullus Hostilius yang misterius, senat Romawi memilih cucu Numa Pompilius, Ancus Marcius sebagai raja. Seperti kakeknya, Ancus Marcius lebih suka perdamaian dan hanya berperang jika dia diserang. Dia melakukan kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga Roma dan membuat mereka bersekutu dengan Roma. Dia banyak membangun infrastruktur, seperti penjara pertama Roma, pelabuhan, pabrik garam, membangun jembatan pertama yang melalui sungai Tiber. Dia memimpin selama 25 tahun dan meninggal secara alami seperti kakeknya.
- Tarquinius Priscus Priscus merupakan keturunan Etruska dan diadopsi oleh Ancus Marcius. Dalam masa pemerintahannya, dia memenangkan banyak peperangan, menambahkan 100 anggota dari suku Etruska ke dalam senat, membangun kuil Jupiter, Circus Maximus (arena balap kereta kuda), mendirikan Forum Romawi, mengadakan kompetisi olahraga Romawi. Dia menjadi raja selama 25 tahun, dia dibunuh oleh anak kandung Ancus Marcius.
- Servius Tullius Tarquinius Priscus digantikan oleh menantunya, Servius Tullius. Servius adalah raja Roma kedua yang merupakan keturunan Etruska. Dia mendirikan Dewan Centuria dan Dewan Suku. Dia membangun kuil Diana dan tembok yang mengelilingi tujuh bukit di Roma. Dia memerintah selama 44 tahun kemudian dibunuh oleh putrinya (Tullia) dan menantunya (Tarquinius Superbus).
- Tarquinius Superbus anak dari Tarquinius Priscus dan menantu Servius Tullius. Tarquinius Superbus juga adalah orang Etruska. Masa pemerintahan Tarquinius Superbus diisi dengan kekejaman dan teror sehingga rakyat memberontak padanya. Kekuasaan Tarquinius Superbus berakhir pada 509 SM, sekaligus menandai berakhirnya pengaruh Etruska di Romawi dan pembentukan Republik. Sementara Tarquinius Superbus melarikan diri ke kota Tusculum dan kemudian ke Cumae, di mana ia meninggal dunia pada 496 SM.
Masa pemerintahan di bawah pimpinan raja pada saat itu tidak sama dengan kebanyakan. Hal ini dikarenakan raja tidak memiliki kekuasaan mutlak, mereka harus menghadapi satu majelis bangsawan. Majelis tersebut memiliki suara untuk memilih raja maupun menentukan apa yang dapat dilakukan oleh raja, terutama dalam peperangan.
Cara pemilihan raja pada saat itu adalah ketika seorang raja mati, maka memasuki masa interregnum. Kekuasaan tertinggi negara berpindah ke Senat, yang bertanggung jawab untuk mencari raja baru. Senat akan berkumpul dan menunjuk salah satu anggotanya sendiri (interrex) untuk bertugas selama lima hari dengan tujuan mengusulkan raja berikutnya. Dan berlanjut ke senator lainnya dan akan terus berlanjut sampai raja yang baru terpilih. Setelah interrex menemukan calon yang cocok, ia akan mengusulkannya pada Senat untuk dipertimbangkan.
Jika Senat menyetujuinya, interrex akan mengusulkan kepada Majelis Curiate dan melakukan pemilihan oleh rakyat Romawi, menerima atau menolaknya. Raja terpilih harus menjalani upacara keagamaan yang dipimpin oleh seorang Augur sekaligus pemberian kewenangan dari Majelis Curiate.
Adanya pemerintahan yang kejam oleh raja ketujuh Romawi, akhirnya pada tahun 509 SM, para kaum elit bangsawan dapat menggulingkan monarki dan mendirikan sebuah pemerintahan baru yang dikenal sebagai republik yang diperintah oleh kaum patricia (kaum penguasa). Roma menjadi republik pertama dalam sejarah dunia.
Pada tahun 270 SM, mereka berhasil menguasai sebagian besar daerah Italia. Pada mulanya, Romawi tidak bermaksud menjadi kekuatan imperialis raksasa, mereka hanya melindungi diri dan memerangi tetangga yang ingin ikut campur dalam permasalahan mereka. Dengan alasan tersebut, bangsa Romawi terlibat dalam beberapa peperangan, di antaranya Perang Punik, yaitu bentrok dengan Kartago akibat sengketa dagang di laut Mediterania. Namun karena Romawi memiliki Jenderal Perang yang pemberani yang bernama Scipio, sehingga Romawi dapat memenangkan petempuran di Kartago dan mendirikan kota-kota baru.
Mereka juga memberikan ketentraman, kemakmuran dan kewarganegaraan Romawi kepada penduduk taklukan yang mau bekerja sama. Hal ini menjadikan Romawi mampu menjadi pusat dunia Barat, mengambil alih peran Yunani dalam kurun waktu 500 tahun dan menjadi kekuatan yang dominan di Eropa dalam waktu kurang dari 200 tahun.
Setelah sistem monarki berakhir, Romawi memiliki beberapa jabatan atau lembaga baru yang masing-masing menangani persoalan yang dulunya di bawah wewenang seorang Raja.
Jabatan atau lembaga tersebut adalah sebagai berikut:
- Konsul terdiri dari dua orang yang menggantikan kepemimpinan raja. Konsul dipilih untuk masa jabatan satu tahun dan konsul dapat membatalkan konsul yang lain. Pada awalnya, konsul memiliki kekuasaan seperti raja, namun kemudian dikurangi dengan adaya hakim-hakim yang memegang wewenang tertentu, misal Praetor (Otoritas Yudisial) dan Censor (hak melakukan sensus).
- Diktator memiliki jabatan yang mirip dengan raja, namun masa jabatannya terbatas, yaitu enam bulan. Diktator memiliki wewenang penuh atas masalah-masalah sipil dan militer. Kekuasaannya mutlak sehingga hanya berlaku pada masa-masa darurat. Diktator Romawi dipilih secara bebas, biasanya berasal dari jajaran konsul.
- Rex Sacrorum dan Pontifex Mazimus adalah pejabat agama tertinggi di republik secara de jure yang mengadakan pengorbanan tahunan untuk Jupiter. Sedangkan Pontifex Maximmus adalah pejabat agama tertinggi secara de facto yang memegang sebagian besar wewenang keagamaan. Selain itu, seorang Pontifex juga memiliki kekuasaan untuk menunjuk dan mengangkat pejabat-pejabat keagamaan, bahkan mengangkat seorang Rex Sacrorum dan memperoleh hampir seluruh kewenangan keagamaan Romawi.
Romawi hampir memiliki raja kembali setelah terpilihnya Gaius Julius Caesar sebagai Pontifex Maximus dan Diktator seumur hidup yang memberinya kekuasaan lebih banyak daripada raja-raja terdahulu. Julius Caesar adalah seorang jenderal yang sangat kuat dan ambisius dan juga salah satu Jenderal Triumvirat, ia menaklukkan bangsa Celtik dan Gaul. Jauh sebelum Caesar lahir, Republik Romawi dipenuhi dengan perang saudara, pemberontakan kekuatan militer, korupsi dan ketidakpuasan terhadap dewan Senat sebagai pusat pemerintahan.
Di bawah pimpinan Julius Caesar, Romawi mulai mewujudkan mimpinya dan berhasil menguasai hampir setengah Eropa. Namun, Caesar membuat suatu yang merusak tatanan politik Romawi iu sendiri dengan membuat hukum sendiri berdasarkan pemikirannya, menganggap dirinya sebagai Konsul dan Diktator. Hal ini membuat para tetua berpikir tentang adanya ancaman dari Caesar. Mengetahui hal tersebut, Caesar melakukan kudeta dan menyerang pemerintahan Romawi. Kemenangan penyerangan yang dilakukannya menyebabkan Caesar menjadi penguasa Romawi dan menciptakan jabatan Kaisar (baru terealisasi oleh Octavianus). Pengangkatannya sebagai diktator Romawi seumur hidup, memicu kemarahan kaum Republik sehingga mereka membunuh Caesar pada tahun 44 SM.
Gaius Julius Caesar Octavianus adalah penggantinya. Octavianus merupakan anak angkat sekaligus keponakan Julius Caesar. Bukan hanya jabatan yang besar yang ia warisi, ia juga harus menyelesaikan masalah-masalah yang ditimbulkan pamannya, mendapatkan perlawanan dari para pesaingnya dan mengungkap pembunuhan pamannya. Setelah mengungkap pembunuhan Caesar, ia membagi wilayah pemerintahan kepada Triumvirat yang ia bentuk (Triumvirat kedua). Akan tetapi, salah satu Triumvirat (Antonius) dikabarkan akan memberikan kota Roma kepada Ratu Mesir (Cleopatra) sehingga menimbulkan peperangan (Pertempuran Actium pada 31 SM). Kemenangan berada di tangan Octavianus. Kemudian Octavianus kembali ke Romawi dan mendeklarasikan dirinya sebagai Kaisar Romawi (29 M) dengan berbagai gelar baru, termasuk Imperator dan Kaisar Augustus (Augustus Caesar) pada 27 M. Dengan pendeklarasian ini, maka Kekaisaran Romawi yang dibangun selama 7 abad, resmi berdiri tepat pada tahun 27 SM.
Selama periode antara 28 SM dan 12 SM, Augustus memperoleh konsuler kekaisaran dan kekuasaan Tribun Rakyat, dikombinasikan dengan posisi Pontifex Maximus dan Princeps Senatus sehingga membuat Augustus menjadi sangat berkuasa. Augustus kemudian mendirikan Kekaisaran Romawi, ini adalah awal dari masa Principatus. Meskipun menjadi kekaisaran, lembaga-lembaga republik masih tetap ada sampai masa Dominatus, bahkan Kaisar tetap berbagi gelar konsul sampai era Bizantium. Pada masa pemerintahan Augustus, Kekaisaran Romawi mengalami masa keemasan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perluasan daerah, kedamaian dan kemakmuran ekonomi terasa di seluruh penjuru kekaisaran.
Namun pada abad ketiga Masehi, kekaisaran dihadapkan pada krisis dimana serangan bangsa bar-bar, perang saudara, dan hiperinflasi terjadi dalam waktu yang bersamaan dan terus menerus dan hampir menyebabkan runtuhnya Kekaisaran Romawi. Selain itu, sejak meninggalnya Augustus tanpa menunjuk penerus kekaisaran menyebabkan banyak kekacauan saat pergantian kekuasaan terjadi. Hal ini dikarenakan Augustus sendiri tidak memiliki anak untuk diwarisi tahta. Hingga terdapat dua puluh lima kaisar yang menggantikan. Perseteruan ini berakhir pada masa pemerintahan Diocletian berkuasa.
Pada tahun 14 M, agama Kristen mulai tumbuh dan berkembang di Roma. Agama Kristen mempertobatkan mereka yang belum percaya, hal ini berbeda dengan agama sebelumnya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Pada mulanya, kedatangan agama ini bisa ditoleransi oleh orang-orang Romawi, tetapi lambat laun mereka mereka mulai khawatir agama tersebut akan memecah belah persatuan bangsa Romawi. Orang-orang Romawi mulai menganiaya dan menindas orang-orang yang beragama Kristen. Keadaan ini kemudian berubah ketika Constantinus yang memeluk Kristen berkuasa. Constantinus mengambil langkah untuk menyelamatkan orang-orang Kristen dari kehancuran.
Pada masa pemerintahan Diocletian, ia memahami bahwa kekuasan Romawi terlalu besar dan luas. Hal ini mengakibatkan terhambatnya informasi dari pusat ke daerah terpencil serta kurangnya pengawasan dan penjagaan dari serangan bangsa lain.
Berawal dari hal tersebut, maka Diocletian memutuskan untuk membagi kekaisaran menjadi dua, yaitu :
- Kekaisaran Romawi Barat dengan ibukota Milan di bawah pimpinan Diocletian, serta
- Kekaisaran Romawi Timur dengan ibukota Nicomedia di bawah pimpinan s ahabat Diocletian, Maximian.
Setelah kekaisaran dibagi menjadi dua, masing-masing wilayah memiliki Augustus sebagai pemimpin utama. Setiap Augustus memilih Caesar (kaisar muda sebagai pembantu urusan administratif dan sebagai penerus kekaisaran jika Augustus meninggal dunia). Diocletian memilih Galerius sebagai Caesar Romawi Barat dan Maximian memilih Constantius Chlorus sebagai Caesar Romawi Timur. Pemerintahan seperti ini berhasil mencegah kehancuran Romawi dan setiap penurunan kekuasaan pun berlangsung damai. Setiap Caesar di barat dan timur menggantikan Augustus dan mengangkat Caesar baru. Galerius mengangkat keponakannya Maximinus, dan Constantius mengangkat Flavius Valerius Severus sebagai Caesar nya.
Namun keadaan berubah ketika Constantius Chlorus meninggal pada tanggal 25 Juli 306. Pasukan Constantius di daerah Eboracum segera mengangkat Constantine, anak Constantius, sebagai Augustus. Dan pada bulan agustus pada tahun yang sama, Galerius juga memutuskan untuk mengangkat Severus menjadi Augustus. Selain itu, terdapat pula beberapa orang yang menginginkan anak dari Maximian, Maxentius menjadi Augustus (28 Oktober 306) yang didukung oleh kaum Praetorian. Hal ini menyebabkan Kekaisaran memiliki 5 pemimpin: Empat Augustus (Galerius, Constantine, Severus dan Maxentius dan seorang Caesar (Maximinus).
Pada tahun 307, Maximian juga memproklamirkan dirinya sebagai Augustus, bersebelahan dengan anaknya Maxentius. Namun tidak disetujui oleh Galerius dan Severus, sehingga menimbulkan perang saudara di daerah Italia. Serverus terbunuh di tangan Maxentius pada tanggal 16 September 307 M. Maximinus dan Maxentius pun berusaha memikat Constantine untuk bekerjasama dengan cara menjodohkan Constantine dengan Fausta, anak Maximian sekaligus kakak kandung Maxentius. Keadaan semakin rumit ketika Domitius Alexander, Vicarius (semacam Gubernur) dari Provinsi Afrika memproklamirkan diri sebagai Augustus pada 308 M.
Dengan keadaan yang demikian kacau tersebut, maka diadakanlah Kongres Carnuntum yang dihadiri oleh Diocletian, Maximian, dan Galerius yang menghasilkan keputusan sebagai berikut:
- Galerius menjadi Augustus di Kekaisaran Romawi Wilayah Timur
- Maximinus menjadi Caesar di Kekaisaran Romawi Wilayah Timur
- Maximian dipecat
- Maxentius tidak diakui, kepemimpinannya dianggap ilegal
- Constantine mendapat pengakuan, namun jabatannya di turunkan menjadi Caesar di Kekaisaran Romawi Bagian Barat
- Licinius menggantikan Maximian sebagai Augustus di Kekaisaran Romawi Wilayah Barat
Namun Maximinus menuntut agar gelarnya sebagai Augustus dikembalikan dan memproklamirkan dirinya kembali sebagai Augustus pada tanggal 1 Mei 310 M yang diikuti oleh Maximian yang memproklamairkan dirinya kembali untuk yang ketiga kalinya, menjadi Augustus. Namun Maximian tewas dibunuh oleh Constantine pada bulan Juli 310 M. Hingga akhir tahun 310 M, Kekaisaran Romawi masih dipimpin oleh 4 Augustus resmi (Galerius, Maximinus, Constantine, dan Licinius) dan seorang Augustus ilegal (Maxentius).
Galerius tewas pada bulan Mei 311 M meninggalkan Maximinus sebagai penguasa tunggal Kekaisaran Romawi Wilayah Timur. Disaat bersamaan, Maxentius mendeklarasikan perang terhadap Constantine, sebagai balas dendam karena membunuh ayahnya. Namun ia tewas dalam suatu pertempuran melawan Constantine pada tanggal 28 Oktober 312 M. Hal ini menyebabkan menyisakan 3 Augusti (kata jamak dari Augustus): Maximinus, Constantine, dan Licinius.
Licinius kemudian menikahi Constantia, adik Constantine, untuk mengikat persahabatan dengan Constantine. Pada bulan Agustus 313 M, Maximinus tewas menyisakan Licinius dan Constantine. Mereka akhirnya sepakat membagi 2 wilayah Kekaisaran Romawi, Constantine di Kekaisaran Romawi Bagian Barat, dan Lucinius di Kekaisaran Romawi Bagian Timur. Pembagian kekuasaan ini berlangsung selama sepuluh tahun. Pada tahun 324 M, terjadi peperangan antara dua Augusti yang tersisa terjadi dan berakhir dengan kekalahan Lucinius, menjadikan Constantine sebagai penguasa tunggal di seluruh Kekaisaran Romawi.
Ia memutuskan memindahkan pusat pemerintahan ke kota kuno Byzantium dan mengubah namanya menjadi Nova Roma (namun dikemudian hari, kota ini dikenal dengan Constantinople, kota Constantine). Constantinople atau Konstantinopel terus menjadi pusat pemerintahan Constantine yang agung sampai kematiannya pada tanggal 22 Mei 337 M.
Kekuasaan Romawi kembali terbagi menjadi dua ketika Theodosius I meninggal pada tahun 395 M. Ia membagi dua kekaisaran untuk kedua putranya. Romawi Barat dengan ibukota Milan di bawah pimpinan Arcadius dan Romawi Timur dengan ibukota Konstantinopel di bawah pimpinan Honorius. Kekaisaran Timur terhindar dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh Barat pada abad ketiga dan keempat. Romawi Barat kemudian runtuh pada tahun 476 M akibat serangan dari bangsa Barbar dari Eropa utara. Lain halnya Romawi Timur, karena memiliki budaya urban yang lebih mapan dan sumber daya finansial yang lebih kuat, sehingga mampu menghentikan penyerang dengan upeti dan menyewa tentara-tentara bayaran.
Theodosius II memperkuat tembok Konstantinopel, sehingga kota tersebut aman dari serangan-serangan; tembok tersebut tidak dapat ditembus hingga tahun 1453 oleh pasukan Islam di bawah pimpinan Sultan Mahmud II atau lebih dikenal sebagai Muhammad Al Fatih, Sultan Turki Utsmani. Kekaisaran Romawi Timur ini selanjutnya disebut sebagai Kekaisaran Byzantium35 yang merupakan kelanjutan dari Kekaisaran Romawi dalam Zaman Pertengahan. Begitu banyak anasir-anasir kekaisaran Romawi lama, sehingga tidak dapat dipastikan kapan kekaisaran Romawi berakhir dan kapan Byzantium lahir. Henry S. Lucas dalam bukunya Sejarah Peradaban Barat: Abad Pertengahan menyebutkan bahwa dari segi pemerintahan, masa transisi tersebut adalah masa pemeruintahan Justianus, yakni 527 hingga 565 M.
Bangsa Romawi berasal dari masyarakat Agrikultur-militer yaitu bangsa/kaum petani yang suka berperang dan berekspansi ke sekitar Laut Tengah, Eropa Utara dan Barat serta sebagian Asia dan Afrika. Bangsa ini berasal dan berbagai macam suku bangsa yang mendiami suatu wilayah. Kebudayaan Romawi berawal dan seni Eropa Barat yang diambil secara komprehensif. Mula-mula dianggap tahap dekadensi periode setelah Yunani pada bidang seni, namun secara total menyerap nilai seni yang sudah ada dari kebudayaan tersebut dan nilai-nilai yang terkandung ternyata sudah tidak asli dan bermutu rendah, sehingga Bangsa Romawi bisa dianggap sebagai penyebar dan pelestari peninggalan kebudayaan klasik, jadi dapat dikatakan sebagai Asimilator (menyatukan hasil karya orang lain) dan bukan Kreator.
Kekaisaran Romawi mempunyai wilayah kekuasaan yang menyebar dan berkembang (ekspansif) di sekitar daratan Spanyol, Armenia, Inggris hingga Mesir. Dengan demikian masing-masing daerah tersebut diperlukan suatu koordinator wilayah kekuasaannya (Teritorial). Akibat luasnya daerah kekuasaan, bangsa Romawi mencetuskan kebudayaannya menjadi Internasionalisme Budaya (Cultur lnternationalism). Perbedaan-perbedaan gaya kekuasaan teritorialnya disatukan dalam satu gaya kepemimpinan yang dinamakan Gaya Imperial. Kerajaan Romawi merupakan suatu negara yang digolongkan sebagai “statesmanship” yaitu bangsa yang memiliki kemampuan sebagai negarawan (dengan kekuasaan yang bertumpu pada kekaisaran), atau Imperium Romanium. Sedangkan Yunani dapat digolongkan sebagai negara “negara kota atau negara federasi. Romawi dikenal sebagai bangsa yang ”love of power” sedang Yunani dikenal sebagai bangsa ”love of beauty”.
Kota Roma mengalami kemunduran yang mengakibatkan Romawi Barat terpecah menjadi beberapa kerajaan yang diperintah oleh raja-raja Germnia Goth Timur dan Goth Barat. Dan Romawi Timur muncul menjadi tempat yang memiliki nilai strategis dan sangat tinggi, secara politik dan ekonomi. Wilayah Romawi Timur meliputi semenanjung Balkan, Asia kecil (Sampai Armenia), Syiria, dan Mesir. Setelah tahun 476 M hubungan Romawi Barat dan Romawi Timur terputus. Romawi Timur dapat bertahan sampai tahun 1453 H, namun wilayah ini kemudian dikuasi oleh Turki.
Kebudayaan Romawi
Kebudayaan Romawi terbentuk berdasarkan elernen-elernen yang diambil dari kebudayaan Yunani, kebudayaan Etruscan (engineering ability dan utiliter architecture) dan kebudayaan Syria. Penduduk asli Romawi adalah bangsa prajurit sejati yang suka berperang sehingga memiliki karakter yang kuat dan lebih mencurahkan perhatiannya pada pekerjaan, negara, dewa dan juga keluarga. Bangsa Romawi mempunyai disiplin dan ambisi yang tinggi terhadap kekayaan dan penguasaan terhadap bangsa lain.
Beberapa hal yang dapat dibedakan atau lebih diunggulkan dengan bangsa lain yailu:
- Organisasi dalam masyarakat dan negara telah terbentuk mulai dari rakyat biasa atau prajurit hingga pimpinan yang tertinggi (kaisar).
- Asimilasi budaya berasal dari gabungan kebudayaan Yunani, Etruscan dan Syria. Namun dengan perpaduan kebudayaan tersebut muncul satu karakter atau sifat kebudayaan baru, yaitu kebudayaan Romawi.
- Hubungan dengan masyarakat pendatang sangat toleran dan bersifat terbuka, terutama pedagang yang berasal dari sekitar kekuasaan Romawi. Selama penduduk pendatang mau mengikuti peraturan yang berlaku dan menguntungkan bagi kepentingan kerajaan Romawi hubungan pendatang dan pribumi sangat baik.
- Bangsa Romawi memiliki satu prinsip yang sangat ambisius dalam hidup. Pandangan mereka adalah hanya melalui prinsip kerja yang keras maka akan menghasilkan apapun yang diinginkan. Ambisi menguasai alam dan lingkungan akhirnya melahirkan satu keterampilan yang dominan dalam konsep teknik dan ruang.
Karakteristik Arsitektur Romawi dan Yunani
1). Kemampuan dalam teknologi bangunan lebih maju dari pada bangsa Yunani, seperti dalam pembuatan saluran air dan pembuatan konstruksi busur/lengkung.
2). Penafsiran terhadap makna kehidupan dari segi fungsi dan sistem struktur sosial sangat kompleks. Kondisi ini sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku, tata cara hidup dan termasuk dalam tata bangunan. Setiap aktifitas kehidupan dalam struktur social kemasyarakatan seringkali diperingati dengan upacara-upacara atau pesta-pesta besar.
3). Konsep penataan bangunan dan landscape perkotaan dirancang secara integratif. Perancangan bangunan selalu berorientasi kedalan skala yang lebih luas atau dalam skala kota demikian juga sebaliknya.
4). Konsep perancangan menekankan pada pengertian bahwa ruang merupakan media ekspresi arsitektural. pada skala kota dan interior.
5). Skala bangunan bersifat monumental atau mengutamakan kesan agung. Ekspresi arsitekturnya terungkapkan melalui peralihan artikulasi detail.
6). Bentuk arsitektur mengesankan keanggunan formal yang berorientasi birokratik, tersusun secara sistematik, praktis dan variatif dalam langgam.
Langgam Arsitektur Romawi dan Yunani
1). Memanfaatkan kosa klasik Yunani sebagai motif dekorasi, bukan elemen dasar yang mengungkap karakter ideal secara utuh.
2). Superimposisi (menggahungkan order kiasik yang diatur dalam posisi saling tumpang tindih untuk satu tingkatan yang berbeda) berbagai langgam, untuk mencapai suatu totalitas sistem yang dinamis dan bentuk simbolik yang baru.
3). Dinding sebagai bidang penerus, diperkuat dengan pembagian bidang, tekstur, elemen vertikal dan horizontal.
4). Kontruksi busur dan lengkung untuk gugus ruang yang kompleks.
Konsep Ruang
Ruang merupakan konkretisasi dimensi waktu dan tindakan, bukan keabadian atau keteraturan statis.
1). Ruang bersifat self-contained bukan merupakan batasan fisik belaka, karena itu harus dibentuk, diartikulasikan dan diaktifkan.
2). Karakter lingkungan spatial terpadu, tidak ditentukan oleh ikatan situasi geografis tertentu.
3). Artikulasi ruang merupakan kontinuitas, irama, variasi, keteraturan, dinamis, sekuens dan aksialitas.
Perkembangan Romawi Kuno
Periode Hellenistik merupakan zaman klasik bagi arsitektur dan merupakan peralihan perencanaan bangunan dari Yunani ke Romawi. Kota Romawi pada waktu itu telah dirancang dengan gaya klasik oleh Vitruvius (arsitek). Teori dan filosofi rancangannya dipandang menyamai masa modern pada abad ke dua puluh yang akan datang. Sebagaimana telah dikemukakan Socrates, peradaban bisa berkembang dan juga merosot. Begitulah yang terjadi di Roma pada waktu itu, akibat penyalahgunaan wewenang para politikus yang korup, penyimpangan sistem demokrasi. Kota dimanipulasi sebagai tempat tinggal pribadi atau investasi.
Akibatnya muncul pemukiman masyarakat dengan kondisi yang semakin memburuk dan mempersulit orang untuk mendapatkan tempat tinggal. Bangsa Romawi tidak sepenuhnya melaksanakan demokrasi. Hal ini terjadi pada masa raja-raja Etruskan pada tahun 500 SM hingga kekaisaran Julius Caesar pada tahun 100 SM. Bangsa Romawi selalu mengagungkan pimpinannya bagaikan Dewa dengan kekuasaan mutlak.
Secara turun-temurun kekaisaran Romawi menginginkan perluasan daerah kekuasannya sehingga salah satu kota bekas pemerintahan Yunani, Athena menjadi pusat dunia pada waklu itu. Konsekuensinya kota tersebut harus menerima orang asing dalam hubungan dagang dan berusaha menetapkan hukum-hukum yang diberlakukan bagi kota tersebut. Perkembangan ini mencapai puncaknya akibat kegiatan perdagangan yang berlangsung di daerah tersebut. Pada abad ke-3 SM, secara cepat dapat dibangun lebih dari 45.000 blok apartemen dan sekitar 2.000 rumah pribadi. Bangunan bertingkat paling tinggi yang pernah dicapai setinggi 21 meter pada masa kekaisaran Agustinus dan merupakan contoh tata wilayah pertama di abad pertama SM.
Kekaisaran Roma yang berkembang dengan sistem pemerintahan dengan kekuatan dan kekuasaannya berhasil mencapai jumlah rakyatnya berkisar 250.000 hingga 2.000.000 penghuni tetap. Karena itu, masalah kekurangan rumah, air bersih dan transportasi muncul. Namun demikian tidak mempengaruhi setiap kekaisaran baru atau penggantinya untuk mendirikan monumen-monumen besar sebagai bentuk peringatan kebesaran kekaisaran mereka sendiri. Setiap kaisar baru mendirikan forum yang lebih besar daripada sebelumnya.
Forum-forum ini berfungsi sebagai pusat bagi kehidupan politik dan perniagaan kota. Bangsa Romawi memahami pentingnya transportasi dan masalah distribusi air bersih. Mereka mulai merencakan jaringan jalan di seluruh kekuasaan kekaisaran yang membentang dari Spanyol, Armenia, Inggris sampai Mesir. Jalan-jalan diperhitungkan untuk melancarkan komunikasi dan memudahkan transportasi perdagangan serta dapat meninjau dan memelihara ketertiban dalam upayanya menumpas para pemberontak. Kolonialisasi daerah teritorial lain dilakukan atas kebijaksanaan kaisar untuk mengakomodasi imigran ke Roma dan menetapkan status hukum serta tata tertib bagi rakyat Romawi.
Untuk menunjang peraturan tersebut Romawi membangun kawasan atau kota-kota militer di seluruh perbatasan kekaisaran. Pelaksanaan pembangunannya pada umumnya telah mengikuti rencana induk yang disepakati dengan cepat meskipun ada sedikit perbedaan dalam aplikasinya. Pembangunan kota dengan pola empat persegi diperuntukkan pada kawasan bangunan pemerintahan yang diletakkan di persimpangan jalan utama. Karena upaya ini berhasil maka perencanaan dengan pola grid digunakan pula untuk kawasan pemukiman, terutama apartemen besar yang bergaya atrium untuk kalangan kaya.
Kedigjayaan Romawi dengan konsep bentuk kota yang sampai sekarang terkenal dan dipakai di kota-kota besar Amerika Serikat akhimya harus runtuh secara bertahap akibat pertentangan yang terjadi di kalangan atas. Keputusan cenderung apatis dan kehidupan masyarakat menjadi hedonistik dan lamban.
Kondisi demikian, justru merupakan kelemahan suatu bangsa yang akan menarik bangsa lain diantaranya golongan Barbar untuk menguasai kekaisaran Romawi. Golongan ini mulai menyerang untuk pertama kalinya selama Iima abad, Roma mempunvai musuh yang siap menyerang di tepi perbentengannya. Dalam perkembangannya agama Nasrani turut mempengaruhi sebagian masyarakat yang tidak menyukai kepemimpinan kaisar Romawi. Maka terjadilah peperangan antar mazhab dan partai oposisi. Benteng-benteng bawah tanah yang dibangun para kaisar digali dan diburu untuk bahan bangunan. Tempat-tempat publik seperti forum dibongkar oleh massa yang bertarung. Romawi runtuh di akhir abad ke tiga.
Karakteristik Romawi
- Jenjang jalan terdiri dari : Jalan Arteri (Cardo) untuk kawasan pemerintahan yang menghubungkan jalur Utara-Selatan kota Roma, Jalan Kolektor (Decusmanus) untuk daerah Pemerintahan (Domain), Apartemen (Insule) dan Ruang Terbuka (Tempulum) yang menghubungkan jalur Timur-Barat, Jalan lingkungan (Prinsipia) dan Lorong (Path) untuk hunian. Pada pertemuan jenis jalan tersebut dinamakan simpul (Nodes), biasanya diletakkan pintu-pintu gerbang (Triumphal-Arches). Jalur Utara-Selatan dan Timur-Barat diakhiri dengan empat benteng Kota. Citra kota menekankan pada aspek keteraturan kosmik (Cosmik Order) dengan mengacu pada lata letak berskala besar dengan pola “grideon”. Citra spatial kota ini mempunyai sifat tidak berubah-ubah (non arbitrary), ortogonal, dan memasukkan unsur-unsur ruang memusat, vertikal dan berorientasi arah mata angin (Cardinal).
- Pemisahan yang jelas antara daerah sekitar pemukiman (Periphery Bloks) dengan kawasan penghijauan taman kota/lanskap. Ruang-ruang kota mempunyai interaksi sistematik dengan bangunan di sekitarnya.
- Fasade bangunan kota merupakan rangkaian (sequence) dan tipikal kolonade yang menampilkan efek perspektif meluas.
Kehidupan Penduduk Romawi Kuno
Penduduk asli romawi tinggal di Italia bagian Utara, tepatnya di sekitar Danau Maggiore. Mereka mendapatkan makanan dengan cara bertani, berburu dan menangkap ikan. Pada masa zaman besi (1000-600 SM), bangsa pendatang muncul di Italia diantaranya bangsa Umbria di bagian utara, Latin di lembah Sungai Tiger dan Samnite di Selatan.Sungai Timber berada di bagian tengah Itali, dan dari sinilah selanjutnya muncul kerajaan Romawi yang menyebar hampir ke seluruh daratan Eropa, Asia dan Afrika.Kebudayaan tersebut dikenal dengan kebudayaan Latin.
Ada beragam jenis keluarga di Kekaisaran Romawi.Secara umum, persamaan kedudukan pria dan wanita di bawah hukum Romawi agak lebih baik dibandingkan dengan hukum Yunani atau bahkan hukum Islam.Persamaan gender di Romawi lebih tinggi di daerah barat, seperti di Eropa dan Afrika Utara, daripada di daerah timur seperti di Asia Barat, yang meneruskan tradisi-tradisi Yunani.
Orang-orang dari ras dan budaya minoritas kemungkinan merasa lebih nyaman berada di bawah hukum Romawi. Ada banyak orang berbagai budaya dan suku yang berinteraksi di kekaisaran sehingga muncul toleransi yang tinggi terhadap budaya lain. Di pihak lain, hubungan ini kadangkala juga dapat meletus menjadi kekerasan terhadap kelompok minoritas.
Di seluruh kekaisaran, banyak anak lelaki di kota yang pergi bersekolah. Beberapa anak perempuan bersekolah, namun sebagian besar tidak diizinkan bersekolah.Di daerah pedesaan, jumlah anak yang bersekolah jauh lebih sedikit lagi.Yang belajar di perguruan tinggi juga sedikit, karena jaraknya yang jauh, misalnya di Athena atau di Alexandria.
Anak-anak Romawi memiliki banyak teman, baik di sekolah, keluarga, atau di lingkungan sekitar mereka.Akan tetapi, lelaki dan gadis dari keluarga kaya tidak diperbolehkan untuk saling mencintai dengan leluasa karena biasanya pernikahan dilakukan melalui perjodohan yang diatur oleh keluarga.Sementara untuk orang miskin, percintaan bisa lebih leluasa.
Bahasa Peradaban Romawi Kuno
Bahasa Kekaisaran Romawi adalah Latin. Menurut Virgil, bahasa Latin merupakan sumber persatuan dan tradisi bangsa Romawi. Hingga pemerintahan Aleksander Severus (222–235), akta kelahiran dan surat wasiat warga Romawi harus ditulis dalam bahasa Latin. Latin adalah bahasa resmi pengadilan dan militer di seluruh Kekaisaran, tetapi penggunaannya tidak dipaksakan secara resmi kepada masyarakat yang berada di bawah kekuasaan Romawi.Kebijakan ini bertentangan dengan yang dilakukan oleh Aleksander Agung, yang bertujuan menjadikan bahasa Yunani sebagai bahasa resmi di seluruh kekaisarannya.Sebagai konsekuensi dari penaklukkan Aleksander, bahasa Yunani Koine telah menjadi bahasa pergaulan di Mediterania timur dan Asia Minor.”Perbatasan linguistik” membagi Barat Latin dan Timur Yunani melalui semenanjung Balkan.
Warga Romawi yang menempuh pendidikan elite mempelajari bahasa Yunani sebagai bahasa sastra, dan sebagian besar pria kelas atas mampu menuturkan bahasa Yunani. Kaisar-kaisar dari dinasti Julio-Klaudianus mendorong penggunaan bahasa Latin yang benar dan berstandar tinggi (Latinitas), pergerakan linguistik yang di dunia modern dikenal dengan bahasa Latin Klasik, dan lebih menyukai penggunaan bahasa Latin dalam urusan-urusan resmi. Klaudius berupaya untuk membatasi penggunaan bahasa Yunani, dan bahkan mencabut kewarganegaraan orang-orang yang tidak menguasai bahasa Latin.Meskipun demikian, Klaudius, yang menguasai kedua bahasa tersebut, masih menuturkan bahasa Yunani ketika berbicara dengan perwakilan Yunani di Senat.[47]Suetonius menjuluki sang Kaisar dengan “bilingualis kami”.
Mata Pencaharian Pada Peradaban Romawi Kuno
Sebagian besar orang di Romawi adalah petani, dan beberapa petani adalah budak meskipun sebagian besarnya adalah orang merdeka. Mereka menanam gandum, barley, zaitun, anggur, apel, bawang, dan seledri. Mereka biasanya menjual hasil panen mereka di pasar kota. Petani Romawi membayar pajak sebagian dengan uang, sebagian lagi dengan hasil panen.
Dengan uang dari penjualan hasil panen, para petani bisa membeli makanan, pakaian, dan barang-barang lainnya. Mereka juga membeli hewan untuk dipersembahkan pada dewa.
Banyak petani tinggal di desa kecil, namun banyak juga yang tinggal di kota yang agak besar, dan pergi ke ladang mereka setiap hari. Di desa, orang-orang kebanyakan tinggal di bangunan dari batu bata yang dilengkapi halaman. Orang yang tinggal di kota biasanya tinggal di bangunan apartemen kecil tanpa halaman dan dapur, sehingga mereka harus membeli makanan di pedagang jalanan atau restoran.
Orang kaya beserta budak-budak mereka juga tinggal di kota. Beberapa dari orang kaya ini adalah tuan tanah, yang menyewakan tanah mereka pada para petani miskin, atau menyuruh budak untuk mengurusnya. Beberapa orang kaya menjalankan bisnis pembuatan pakaian atau peralatan. Beberpa orang yang lebih miskin menajdi pengajar, dokter, pemabawa air, atau pengemis. Kaum perempuan menjual barang-barang di toko, menjadi penjahit, atau mengemis. Perempuan biasanya tidak menjadi pengajar di sekolah.
Bangsa Romawi juga melakukan perdagangan dengan bangsa-bangsa lainnya. Mereka menyeberangi Laut Tengah untuk membeli papirus dari Mesir, kaca dari Fenisia, daging babi dan garam dari Austria, timah dari Inggris, saus ikan, alat masak, dan piring dari Afrika Utara, dan minyak zaitun dari Spanyol. Bahkan petani biasa mampu membeli banyak dari benda-benda tersebut.
Beberapa pedagang bahkan pergi lebih jauh, ke Samudra Hindia atau menyebrangi Asia Barat, untuk berdagang dengan orang india dan memperoleh kapas, kayu manis, bumbu-bumbu, dan bahkan sutra yang datang dari Tiongkok. Benda-benda ini tergolong mahal dan hanya mampu dibeli oleh golongan orang kaya.
Pemerintahan Peradaban Romawi Kuno
Sejak 1500 SM sampai mendekati 500 M, selama dua ribu tahun, pemerintahan Romawi kurang lebih memakai sistem yang sama, dengan kata lain, tidak banyak terjadi perubahan, meskipun perubahan itu tetap ada seiring waktu.
Pada awalnya, Romawi dipimpin oleh raja yang dibantu oleh senat.Ketika Republik Romawi pertama kali didirkan pada 500 SM, raja diganti oleh dua orang yang disebut konsul, sedangkan senat tetap ada.Perempuan tidak diperbolehkan menjadi konsul.Kedua konsul memegang kendali atas pasukan, behak menyatakan perang, menentukan jumlah pajak, dan membuat hukum.Suatu keputusan harus disetujui oleh kedua konsul; jika salah seorang mengatakan “veto” (aku tolak), maka keputusan tidak jadi dilaksanakan.
Konsul dibantu oleh senat sebagai dewan penasihat.Senat terdiri dari keluarga-keluarga kaya di Romawi.Perempuan tidak diperbolehkan menjadi anggota senat.Jabatan senator (anggota senat) merupakan jabatan seumur hidup.Kebanyakan konsul pada akhirnya bergabung dengan senat, dan kebanyakan senator memiliki ayah atau kakek yang dulunya juga menjabat di senat. Para konsul sering melaksanakan apa yang diusulkan oleh senat.
Ada juga prefek di Romawi, mereka bertugas mengurusi kota, beberapa mengadili kasus, beberapa yang lainnya mengatur pasar atau pelabuhan. Selain itu, ada Tribunus, yaitu orang-orang di senat yang mewakili rakyat miskin.Tribunus dipilih oleh Majelis.Tribunus berhak memveto keputusan senat yang berkenaan dengan rakyat miskin.Sementara Majelis adalah kumpulan yang terdiri dari para pria dewasa dan merdeka di Romawi.Mereka berhak memberikan suara jika dimintai oleh konsul, mislnya harus pergi berperang atau tidak.Majelis juga memilih konsul, prefek, dan senator.Namun Majelis sudah diatur sedemikian rupa sehingga orang kaya bisa lebih bnyak memilih daripada orang miskin.Baik prefek, Tribunus, atau Majelis hanya boleh diisi oleh laki-laki.
Setelah Romawi menaklukan berbagai daerah yang jauh dari kota Roma, mereka pun menerapkan sistem provinsi. Setiap provinsi dipimpin oleh gubernur.Gubernur memegang kendali atas pasukan di provinsinya.Gubernur biasanya berasal dari kalangan jenderal. Menjelang tahun 50 SM, yakni masanya Julius Caesar, jenderal-jenderal ini mulai mengambil alih pemerintahan dan mengabaikan senat serta konsul.Mereka bisa melakukannya karena memiliki pasukan.Augustus, pada 31 SM, adalah salah satu jenderal ini. Dia berhasil mendirikan suatu sistem baru.
Lembaga senat dan jabatan konsul tetap disteruskan namun Augustus menjadikan dirina memiliki kekuasaan tertinggi. Dia berhasil membuat senat menjadikannya dirinya sebagai Tribunus, sehingga Augustus bisa memveto keputusan senat yang tidak dia sukai. Augustus juga memegang kendali atas pasukan sehingga dia bisa menyingkirkan orang yang menghalangi jalannya.Sistem ini, yaitu Romawi dipimpin oleh kaisar namun senat dan konsul tetap ada, terus berjalan selama 1500 tahun sampai akhirnya Romawi runtuh.
Kepercayaan Peradaban Romawi Kuno
Pada awalnya bangsa Romawi mempercayai akan kekuatan roh atau dengan kata lain, kepercayaan mereka adalah animisme. Kekuatan roh ini berkaitan dengan rumah tangga, sebagai berikut:
- Leres, roh penjaga ladang.
- Penates, penjaga gudang.
- Janus, penjaga pintu rumah.
- Vesta, penjaga api.
- Lares familiaris, penjaga rumah.
Masuknya kebudayaan Yunani dan Etrusci berubah menjadi politeisme, dewa-dewa diwujudkan seperti halnya manusia, bahkan sejak kekuasaan Julius Caesar raja dianggap sebagai dewa. Dewa-dewa yang disembah oleh bangsa Romawi hampir sama dengan dewa-dewa bangsa Yunani namun dengan nama yang berbeda. Contohnya Yupiter (dewa tertinggi), Mars (dewa perang), Venus (dewi kecantikan), Neptunus (dewa laut) dan lain-lain.
Penyebaran agama Kristen oleh Santo Petrus dan Paulus ke Eropa turut mengubah kepercayaan bangsa Romawi menjadi monotheisme. Agama Kristen dijadikan sebagai agama negara oleh Theodosius (378-395 M), bahkan Kota Roma menjadi pusat agama Katolik.
Kesenian Peradaban Romawi Kuno
Seni Romawi berkembang dari seni bangsa Etruria, karenanya pada masa awal, seni Romawi sangat mirip dengan seni Etruria. Maka dari itu, seni Romawi juga berhubungan erat dengan seni Yunani.Romawi baru memiliki seni dengan ciri khas sendiri sejak sekitar tahun 500 SM dengan berdirinya Republik Romawi.Bangsa Yunani lebih tertarik pada konsep yang ideal, yaitu makhluk-makhluk yang indah dan sempurna, sedangkan bangsa Romawi lebih tertarik pada realitas. Bangsa Romawi senang membuat patung yang menggamabarkan tokoh tertentu dengan sangat mirip dan realistis.
Banyak orang Romawi juga percaya bahwa membuat wajah yang bagus pada patung seseorang akan membuat arwah mereka tenang setelah mati dan tidak bergentayangan. Sehingga, selama masa Republik dan Kekaisaran Romawi, banyak sekali patung yang dibuat.
Sekitar tahun 200 SM, Romawi mulai menaklukan Yunani, dan hal ini sangat mempengaruhi gaya seni mereka. Ketika pasukan Romawi memasuki Yunani, mereka melihat banyak sekali karya seni di kuil, di pemakaman, di alun-alun kota, dan di rumah-rumah. Mereka sangat mengagumi karya seni Yunani. Bangsa Romawi pun mengambil banyak karya seni Yunani, baik dengan cara membelinya, mencurinya, atau kadang memeprolehnya dari orang Yunani sebagai hadiah). Bangsa Romawi juga banyak membawa pematung Yunani (kadang dengan cara memperbudak mereka) ke Romawi supaya mereka bisa membuat lebih banyak karya seni untuk Romawi.
Seni Romawi pada abad pertama dan kedua Masehi masih meneruskan gaya dari masa sebelumnya. Namun seniman Romawi mulai menambahkan fungsi seni sebagai propaganda untuk menunjukkan pada rakyat Romawi apa yang diinginkan oleh kaisar untuk diketahui atau dipikirkan oleh rakyatnya, beberapa contohnya adalah Pelengkung Titus dan Tiang Trajanus.
Ada banyak lukisan dinding pada masa ini. Lukisan dinding pada abad pertama Masehi kadang dibagi menjadi beberapa gaya berbeda. Gaya pertama adalah lukisan dinding yang membuat dinding rumah nampak seperti dibuat dari marmer, meskipun pada kenyataannya itu dibuat dari bahan yang jauh lebih murah dariapda marmer.Gaya kedua adalah lukisan dinding yang dihiasi dekorasi bunga, burung, tanaman, atau buah-buahan. Gaya ketiga adalah lukisan dinding yang dihiasi gambar-gambar manusia. Di salah satu vila di kota Pompeii, ditemukan adanya lukisan dinding dengan gambar orang-orang (dalam ukuran sebenarnya) yang sedang mengobrol dan duduk. Selain itu, ada pula berbagai variasi lainnya.
Bangsa Galia menggabungkan gaya seni mereka dengan gaya Romawi. Begitu juga bangsa Briton, Spanyol, Kartago, Punisia, dll.
Pada abad ketiga Masehi, beberapa konsep baru bermunculan dalam seni Romawi.Yang pertama adalah peperangan dengan kaum Jermanik di utara. Hal ini ikut diabadikan dalam seni (kadang dengan gaya yang berlebihan), seperti misalnya pada Tiang Markus Aurelius, yang memperlihatkan orang-orang yang kepalanya dipotong atau isi perutnya dikeluarkan. Contoh lainnya adalah Pelengkung Severus.Yang kedua adalah penggunaan bor yang mulai menggantikan pahat.
Hal ini membuat pembuatan patung menjadi lebih mudah dan cepat.Patung Romawi pun terlihat berbeda.Yang ketiga adalah meningkatnya perhatian ada jiwa, mungkin akibat pengaruh agama Nasrani.Hal ini ditunjukkan dengan patung-patung yang lebih menekankan pada mata (jendela jiwa), kadang dengan pandangan ke atas (surga). Bagian tubuh pun dianggap kurang penting sehingga para pematung kadang membuat bagian tubuh lainnya secara tidak akurat, kadang tangan dan kakinya terlalu pendek, atau kepalanya terlalu besar.Gaya ini terus berlanjut sampai kejatuhan Romawi.
Kontribusi Romawi Terhadap Dunia
Negara Romawi merupakan negara utama Eropa zaman kuno memberikan banyak sumbangan bagi peradaban modern, di antaranya sebagai berikut.
- Hukum
Dalam bidang hukum, hukum Romawi bersifat fleksibel sehingga menyesuaikan dengan perkrmbangan jaman.Dan bahkan sampai saat ini hukum Romawi membawa pengaruh yang besar terhadap sistem hukum negara-negara di Eropa dan dunia. Beberapa prinsip hukum romawi yang masih digunakan hingga sekarang adalah:
- Seseorang tidak bersalah hingga terbukti bersalah.
- Jika mendapat panggilan dari pengadilan, maka diharapkan untuk hadir, jika tidak akan dilakukan pemanggilan paksa dari pengadilan.
- Seseorang yang membuat kesaksian palsu akan dikenakan hukuman.
- Teknik bangunan/Arsitektur
Dalam bidang seni Bangunan Romawi memberikan sumbangan berupa bangunan-bangunan bersejarah yang masih berdiri tegak sampai saat ini seperti, jembatan-jembatan, tempat mandi umum, aquaduct (tempat persedian/jalan-jalan air), amphiteater, colosseum, dan gerbang kemenangan (triumphal arch).
- Ilmu pengetahuan & praktek kesehatan
Banyak buku-buku Ensiklopedia ilmu penegetahuan yang diciptakan oleh orang-orang Romawi saat itu seperti, Senecha, yang menulis ensiklopedia ilmu penegetahuan.Celcus, menulis buku tentang kedokteran dan petunjuk melakukan operasi.Galen, menulis ensiklopedia tentang kedokteran dan menulis tentang aliran darah.Soranus, ahli kebidanan.Orang-orang Roma sangat maju dalam praktek kesehatan terutama dalam bidang operasi, misalnya dalam pengambilan gondok, amandel dan batu ginjal, serta operasi mengeluarkan bayi. Inilah yang kemudian ditiru oleh banyak negara lain.
- Organisasi Negara/Kemiliteran
Banyak buku-buku Ensiklopedia ilmu penegetahuan yang diciptakan oleh orang-orang Romawi saat itu seperti, Senecha, yang menulis ensiklopedia ilmu penegetahuan.Celcus, menulis buku tentang kedokteran dan petunjuk melakukan operasi.Galen, menulis ensiklopedia tentang kedokteran dan menulis tentang aliran darah.Soranus, ahli kebidanan.Orang-orang Roma sangat maju dalam praktek kesehatan terutama dalam bidang operasi, misalnya dalam pengambilan gondok, amandel dan batu ginjal, serta operasi mengeluarkan bayi. Inilah yang kemudian ditiru oleh banyak negara lain.
- Kesusastraan (literature)
Dalam bidang kesusastraan Kekaisaran Romawi melahirkan para sastrawan dan penulis seperti Homerus, Horace (65-8 SM), Ovid (43 SM-17 M), Polybus (2 SM), Tacitus (55-177) M, Suetonius (70-146) M, yang sudah menghasilkan karya-karya luar biasa berupa Epos, Odes, puisi, maupun peristiwa sejarah yang sampai saat masih dijadikan rujukan dalam penulisan sejarah terutama sejarah Eropa.
Demikianlah pembahasan mengenai Sejarah Peradaban Romawi Kuno Lengkap semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua
Tinggalkan Balasan