Proses Terjadinya Gerhana Matahari – Gerhana adalah sebuah fenomena astronomi yang terjadi sebuah benda langit yang bergerak ke dalam sebuah bayangan benda langit lain. Istilah ini umumnya digunakan untuk gerhana matahari saat Bulan terletak pada posisi antara Bumi dan Matahari, atau gerhana bulan saat penampang sebagian atau seluruhnya ditutupi oleh bayangan bulan Bumi di dalam Tata Surya.
Namun, gerhana juga terjadi pada fenomena lain yang tidak berhubungan dengan Bumi atau Bulan, misalnya, pada planet dan satelit yang dimiliki oleh planet lain lain.
Tata surya kita terdiri dari sembilan planet, bulan, komet, dan asteroid yang atau anggota benda langit lainya. Benda langit selalu bergerak secara permanen. Pusat benda langit atau tata surya kita adalah matahari. Matahari berputar pada porosnya rotasi selama 25 hari.
Bumi adalah planet ketiga dari Matahari, berputar pada porosnya dalam waktu 24 jam. Selain berputar pada porosnya, Bumi juga berputar mengelilingi matahari atau juga disebut revolusi. Jalan bumi mengelilingi matahari disebut orbit.
Untuk mengelilingi matahari, bumi membutuhkan waktu 365 ¼ hari atau sekitar 1 tahun. Bulan mengelillingi bumi selama 27 ½ hari. Karena bumi juga berputar, bulan membutuhkan lebih banyak waktu untuk kembali ke posisi semula. Bulan adalah tetangga terdekat Bumi di tata surya. Kadang-kadang selama jalur orbit, bulan dan bumi berada dalam satu baris atau paralel. Ketika hal ini terjadi disebut Gerhana.
Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari yang mencakup sebagian atau seluruh cahaya matahari. Meskipun Bulan lebih kecil, bulan bayangannya mampu menutupi sinar matahari sepenuhnya karena bulan dalam jarak rata-rata 384 400 kilometer dari Bumi lebih dekat dari Matahari yang memiliki jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.
Daftar isi
Pengertian Gerhana Matahari
Gerhana matahari terjadi pada waktu bulan berada di antara bumi dan matahari, yaitu pada waktu bulan mati, dan bayang-bayang bulan yang berbentuk kerucut menutupi permukaan bumi.
Bayang-bayang bulan ada dua bagian,
- umbra , Umbra adalah bagian yang gelap dan berbentuk kerucut yang puncaknya menuju ke bumi.
Daerah yang berada dalam liputan umbra akan mengalami gerhana matahari total.
- Penumbra , Penumbra adalah bagian yang agak terang dan bentuknya makin jauh dari bulan semakin lebar.
Daerah berada dalam liputan penumbra mengalami gerhana mattahari sebagian. Pada gerhana matahari total akan tampak cahaya korona matahari yang bentuknya seperti mahkota dan semburan gas dari permukaan matahari yang berwarna lebih merah.
Gerhana Matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.
Gerhana Matahari dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu: gerhana Matahari total, gerhana Matahari sebagian, dan gerhana Matahari cincin.
Sebuah gerhana Matahari dikatakan sebagai gerhana total apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.
Gerhana sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.
Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.
Gerhana Matahari tidak dapat berlangsung melebihi 7 menit 40 detik. Ketika gerhana Matahari, orang dilarang melihat ke arah Matahari dengan mata telanjang karena hal ini dapat merusakkan mata secara permanen dan mengakibatkan kebutaan.
Proses Terjadinya Gerhana Matahari
Secara sederhana, bisa dijelaskan gerhana matahari terjadi karena posisi Matahari-Bulan-Bumi berada berurutan sehingga cahaya matahari terhalang Bulan menuju Bumi. Karena berada dalam bayang-bayang bulan, maka pengamat di Bumi pun akan mendapati piringan matahari tertutupi oleh piringan bulan. Matahari kemudian berubah bentuknya dari sebelumnya bulat sempurna menjadi sabit atau bahkan tidak terlihat sama sekali.
Namun pada kenyataanya, meskipun Matahari-Bulan-Bumi berada berurutan, posisinya tidak selalu segaris lurus. Bulan memang akan selalu mencapai fase bulan baru dan berada di antara Matahari dan Bumi setiap 29,5 hari sekali. Hal itu disebabkan karena Bulan mengelilingi Bumi dalam rentang waktu 29,5 hari sekali. Sehingga setiap 29,5 hari sekali itulah Bulan akan mencapai posisi yang sama. Namun sayangnya tidak setiap 29,5 hari itu pula akan terjadi gerhana matahari.
Gerhana matahari menjadi lebih langka dari yang seharusnya disebabkan oleh karena orbit bulan yang miring 5 derajat terhadap orbit bumi. Dengan begitu ada saatnya meski Matahari-Bulan-Bumi berurutan, namun posisi Bulan terlalu ke atas atau ke bawah dari orbit bumi. Sehingga pada waktu-waktu tersebut, bayangan bulan pun akan berada di atas atau di bawah Bumi dan tidak bisa mengenai permukaan Bumi. Atau kalaupun bisa, bayangan bulan yang mengenai permukaan bumi bisa seluruhnya atau sebagian saja.
Bayangan bulan sendiri dibedakan menjadi 3 macam. Diantaranya adalah:
Umbra yaitu bayangan pusat bulan dimana piringan bulan akan terlihat lebih besar dari piringan matahari. Pada daerah ini akan terlihat piringan bulan menutupi seluruh piringan matahari. Sehingga tidak ada sedikit pun cahaya matahari yang lolos dan situasi di sini akan benar-benar gelap. Jika umbra bulan mengenai permukaan bumi, maka pengamat di sana akan melihat gerhana matahari total dan langit akan gelap seakan malam.
Antumbra yaitu bayangan pusat bulan hasil perpanjangan dari bayangan umbra. Dimana piringan bulan akan terlihat lebih kecil dari piringan matahari. Pada daerah ini akan terlihat piringan bulan hanya mampu menutupi bagian tengah piringan matahari, tidak sampai ke tepi terluarnya. Sehingga cahaya matahari dari tepi piringan matahari tetap akan terlihat terang. Jika atumbra bulan mengenai permukaan bumi, maka pengamat di sana akan melihat gerhana matahari cincin.
Penumbra yaitu bayangan semu bulan yang melingkupi umbra dan atumbra dimana piringan bulan hanya akan mengenai sebagian piringan matahari. Sehingga cahaya matahari dari sebagian piringan matahari yang lain tetap akan terlihat terang. Jika penumbra bulan mengenai permukaan bumi, maka pengamat di sana akan menyaksikan gerhana matahari sebagian. Karena penumbra juga melingkupi umbra dan atumbra, maka pada gerhana matahari total ataupun cincin pasti juga akan diiringi oleh gerhana matahari sebagian.
Nah tadi disebutkan kemiringan orbit bulan akan menentukan apakah bayangan bulan akan bisa mengenai permukaan bumi atau tidak. Dan jika bisa, apakah hanya sebagian (penumbra saja) atau seluruh (termasuk umbra dan antumbra) dari bayangan bulan yang akan mengenai permukaan bumi. Maka jika andai Matahari-Bulan-bumi sudah benar-benar segaris lurus, dan seluruh bayangan bulan mengenai permukaan bumi, maka masih ada 2 kemungkinan di sana. Bayangan pusat bulan yang mana yang akan jatuh ke permukaan bumi? Umbra atau atumbra?
Untuk 2 kemungkinan itu, yang akan menentukan adalah perbandingan jarak matahari dan bulan. Sebagaimana yang diketahui, Bulan mengelilingi Bumi. Orbit bulan pun tidak bulat sempurna. Tetapi elips. Sehingga ada jarak terjauh dan terdekatnya. Begitupun Bumi yang mengelilingi Matahari dalam orbit berbentuk elips. Variasi jarak antara Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari inilah yang akan menyebabkan ukuran piringan bulan dan piringan matahari berubah-ubah.
Baca juga: Sinar Gamma: Pengertian, Sejarah, Manfaat
Jarak Bulan dari Bumi berubah-ubah dari terdekat 356.395 km dan terjauh 406.767 km. Dengan jarak yang berubah-ubah, maka besar piringan bulan jika dilihat dari Bumi juga akan berubah-ubah. Diameter sudut bulan yakni antara 29’ 22” pada jarak terjauh hingga 33’ 31” pada jarak terdekat.Sedangkan jarak matahari berubah antara 147.091.312 km hingga 152.109.813 km. Dan diameter sudut matahari berubah-ubah antara 31’ 46” hingga 32’ 53”.
Nah pada saat Matahari berada cukup jauh dan Bulan cukup dekat, atau sederhananya ketika diameter sudut bulan lebih besar dari diameter sudut matahari, maka bayangan umbra akan mencapai permukaan bumi. Bayangan umbra itu kemudian akan membentuk suatu jalur gerhana matahari total. Dan bagi mereka yang dilalui jalur tersebut, maka akan berkesempatan menyaksikan gerhana matahari total.
Sedangkan jika saat Matahari berada cukup dekat dan Bulan cukup jauh, atau sederhananya ketika diameter sudut matahari lebih besar dari diameter bulan, maka bayangan antumbra yang akan mencapai permukaan bumi. Bayangan antumbra itu kemudian akan membentuk suatu jalur gerhana matahari cincin. Dan bagi mereka yang dilalui jalur tersebut, maka akan berkesempatan menyaksikan gerhana matahari cincin.
Namun masih ada kemungkinan lain. Yakni jika diameter sudut matahari dan bulan hampir sama besar, maka bayangan bulan yang mencapai bumi adalah perpaduan antara umbra dan antumbra secara bergantian. Ini terjadi karena bentuk bumi yang bulat, sehingga jaraknya antara permukaan bumi dan bulan berbeda-beda.
Ketika bayangan bulan jatuh di permukaan bumi yang jauh dari bulan, maka bayangan yang sampai adalah antumbra. Dan lintasan yang terbentuk adalah lintasan gerhana matahari cincin. Sedangkan ketika bayangan bulan mulai mencapai permukaan bumi yang dekat dengan bulan, maka bayangan yang sampai adalah umbra. Dan lintasannya akan berubah dari sebelumnya gerhana matahari cincin menjadi lintasan gerhana matahari total. Perpaduan antara gerhana matahari cincin dan total disebut sebagai gerhana matahari hibrid.
Momen Terjadinya Gerhana Matahari
- 22 Juli 2009 gerhana matahari adalah gerhana matahari total (GMT) dengan besarnya 1,0799 yang terlihat sepanjang koridor yang melewati Bangladesh, China, India, Nepal dan tengah Samudera Pasifik. Durasi gerhana ini dari 6 menit 39 detik.
- 26 Januari 2009 gerhana matahari adalah gerhana matahari cincin (GMC) dengan besarnya 0,9282 yang terlihat di sepanjang koridor yang melewati Samudera Hindia selatan, ujung selatan pulau Sumatera (Lampung), Selat Sunda, bagian selatan Pulau Bangka, Belitung, dan Kalimantan.
Salah satu daerah di Indonesia, yang memiliki jam terpanjang GMC adalah Pringsewu, Lampung, dengan fase cincin panjang 6 menit 12 detik, gerhana dimulai pada 13:19 WIB hingga 17:52 WIB, puncak gerhana terjadi pada 16:41. Beberapa kota-kota penting lainnya di Indonesia yang dapat menyaksikan GMC ini adalah Bandar Lampung, Serang, Anyer, Tanjungpandan, Ketapang, dan Samarinda. Berdasarkan laporan tersebut, GMC di Banten,Anyer, Serang, dan sekitarnya, tidak terlihat karena tertutup awan tebal.
Jenis-Jenis Gerhana Matahari
Gerhana Dibagi Menjadi 4 Macam :
1. Gerhana Matahari Total
Gerhana total terjadi ketika waktu puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Pada saat itu, piringan bulan yang sama besar atau lebih besar dari pirngan matahari. Ukuran piringan Matahari dan Bulan itu sendiri bervariasi tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.
2. Gerhana Matahari Sebagian
Gerhana Sebagian terjadi ketika piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan matahari. Dalam gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.
3. Gerhana Matahari Cincin
Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutupi sebagian dari piringan matahari. Jenis gerhana ini terjadi ketika ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan di depan piringan Matahari, bukan seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian lingkaran matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, Bulan berada di sekitar piringan dan terlihat seperti cincin bercahaya.
4. Gerhana Matahari Hibrida
Gerhana Hibrida Pergeseran antara gerhana total dan gerhana cincin. Pada titik tertentu di permukaan bumi, gerhana ini muncul sebagai gerhana total, sedangkan pada titik-titik lain muncul sebagai gerhana cincin. gerhana hibrida relatif jarang.
Mengamati Gerhana Matahari
Melihat langsung ke fotosfer matahari bagian cincin terang dari Matahari, walaupun hanya dalam hitungan detik dapat berakibat kerusakan permanen pada retina mata karena radiasi yang cukup tinggi. hingga tidak dapat terlihat cahaya yang dipancarkan oleh fotosfer.
Kerusakan yang disebabkan gerhana dapat menyebabkan kerusakan yang fatal higga dapat terjadi kebutaan mata.
Mengamati gerhana matahari membutuhkan pelindung mata khusus atau dengan menggunakan metode tidak langsung melihat ke arah matahari. Kacamata pun tidak aman untuk digunakan karena tidak menyaring radiasi inframerah yang dapat merusak retina mata.
Karena sirkulasi cepat dari bumi mengelilingi matahari, gerhana matahari tidak bisa berlangsung lebih dari 7 menit dan 58 detik jadi jika Anda ingin melihat hal itu dilakukan sesegera mungkin.
Fakta Tentang Gerhana Matahari
Hanya sebulan yang lalu, bumi dikejutkan oleh fenomena langka ini. Meski lokasi fenomena ini cukup terbatas, gerhana matahari yang berlangsung pada 2 Juli 2019 lalu terlihat begitu sempurna.
Peristiwa ini menyebabkan beberapa wilayah di dunia kehilangan cahaya selama beberapa menit. Dalam hal ini, ada beberapa fakta yang perlu Anda ketahui, berikut adalah beberapa di antaranya.
- Berlangsung selama 4 menit
Fenomena Eclipse, yang terjadi tepat pada jam 3:00 pagi, berlangsung selama 4 menit dan 33 detik. Sejak saat itu. Waktu ini jauh lebih lama daripada gerhana matahari pada Agustus 2017. Di mana perbedaan waktu yang direkam mencapai 2 menit 40 detik.
NASA menunjukkan apakah total gerhana matahari diperkirakan akan dimulai pada hari Selasa, 2 Juli 2019 pada jam 8:38 malam. GMT atau 4:38 malam Waktu Chili. Di Junin, Argentina, gerhana matahari diperkirakan akan dimulai pada pukul 8:42 malam GMT atau 17:55 waktu Argentina.
Baca juga: Perbedaan Unsur, Senyawa dan Campuran
- Hanya terlihat di beberapa tempat
Seperti dijelaskan di atas, gerhana matahari total biasanya hanya terjadi pada beberapa titik. Demikian juga, gerhana matahari total pada awal Juli, di mana fenomena ini hanya dapat diamati di Pasifik, Argentina dan Chili, dan sayangnya Indonesia tidak memiliki peluang untuk menemukan fenomena ini.
Namun, diperkirakan bahwa Indonesia dapat melihat gerhana matahari di atas ring hingga akhir 2019, tepatnya pada 26 Desember 2019.
- Ada streaming langsung
Meskipun Indonesia bukan tentang menemukan fenomena ini, komunitas global, termasuk Indonesia, dapat dengan jelas melihat bagaimana fase dari total gerhana matahari bekerja. Di mana fenomena ini disiarkan langsung oleh Cerro Tololo Observatory dari National Science Foundation di Chili.
Streaming langsung ini dimulai pukul 12.23 malam. Waktu Pasifik dan kemudian berlanjut pada jam 1:00 siang. Waktu Pasifik dengan informasi dari para ahli dan ilmuwan NASA. Di Indonesia, Anda dapat melihat streaming ini pada 3 Juli mulai pukul 2:00 hingga 3:00 WIB.
Observatorium lain juga menunjukkan fenomena langka ini, yaitu European Southern Observatory (ESO), yang melakukan streaming langsung di La Silla Observatory di sebelah Atacama di Chili.
- Takuti pada Masyarakat
Beberapa orang telah melihat fenomena ini sebagai bencana. Termasuk di Indonesia pada tahun 1983, yang bertanya-tanya apakah fenomena alam ini adalah tindakan Batara Kala, yang, karena kutukan, adalah putra Dea dalam bentuk raksasa.
Dalam mitologi Jawa, Batara Kala memiliki dendam terhadap Batara Surya (dewa matahari) dan Batara Soma (dewa bulan). Jika musuh disalip, Batara Kala akan menekan mereka sehingga cahaya di langit menghilang dan bumi menjadi gelap gulita.
Ketika gerhana sedang berlangsung, komunitas berguling dan membunyikan mortar sambil bersembunyi. Mortar dikatakan membuat suara, jadi Kala ingin memuntahkan matahari dan bulan yang tertelan.
Bahkan pemerintah Soeharto mengamuk ketika akan mengalami gerhana matahari total, dan akhirnya membentuk Komite Gerhana Matahari Nasional. Semua orang Indonesia tidak diizinkan meninggalkan rumah ketika gerhana terjadi.
Tinggalkan Balasan