Sejarah Sumpah Pemuda Secara Lengkap – Sumpah Pemuda merupakan tonggak utama dalam sejarah gerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai roh kristalisasi untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. Yang dimaksud dengan “Sumpah Pemuda” adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diadakan selama dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta).
Keputusan ini menegaskan cita-cita akan menjadi “tanah air Indonesia”, “rakyat Indonesia”, dan “Indonesia”. Keputusan ini juga diharapkan dapat menjadi dasar untuk “asosiasi kebangsaan Indonesia” dan bahwa “di semua surat kabar yang diterbitkan dan dibaca dalam pertemuan asosiasi antar muka”.
Daftar isi
Latar Belakang Sumpah Pemuda
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai pemuda yang berjuang demi Indonesia dengan cara berprestasi mengharumkan nama Indonesia. Terlepas dari itu semua,pada jaman sebelum kemerdekaan pemuda mengahargai negeri ini dengan cara rela mati demi kemerdekaan indonesia yang saat itu tengah dijajah oleh kaum nonpribumi. Kegigihan pemuda kala itu dapat menghasilkan sebuah kemerdekaan bagi Indonesia dengan cara membuat organisasi pemuda sehingga menghasilkan – sumpah pemuda.
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, merupakan momentum kebangkitan nasionalisme yang luar biasa. Sesuda pergelaran Sumpah Pemuda maka semangat kenasionalan ini muncul dalam jiwa pemuda-pemuda bangsa sehingga tercipta kemerdekaan setelah beratus-ratus tahun negara ini dibawah kekuasaan asing. Peran serta kontribusi dari Sumpah Pemuda terhadap bangsa Indonesia merupakan topik yang menari untuk dikaji lebih mendalam.
Peristiwa sejarah Sumpah Pemuda merupakan pengakuan Pemuda Indonesia yang berjanji satu negara, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan kerapatan Pemuda-Pemudi atau Kongres Pemuda Indonesia, yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pemuda. Kongres Pemuda yang diadakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Mahasiswa Indonesia Himpunan Mahasiswa (GN) yang terdiri dari mahasiswa dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres ini dihadiri oleh berbagai perwakilan organisasi pemuda.
Ide penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi menjadi tiga pertemuan.
Sejarah Sumpah Pemuda
Tanggal 28 oktober 1928, sebagai tanggal yang dijadikan Hari Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa Bangsa Indonesia telah lahir. Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Moehammad Yamin.
Sejarah Hari Sumpah Pemuda
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.
Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie namun sampai saat ini tidak diketahui latar belakang organisasi yang mengutus mereka. Sementara Kwee Thiam Hiong hadir sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah Pemuda Keturunan Arab.
Johanna Masdani Tumbuan termasuk di antara 71 pemuda yang hadir dalam Kongres Pemuda Kedua, Oktober 1928 dan turut serta mengikrarkan Sumpah Pemuda yang berlangsung di sebuah gedung yang terletak di Jalan Kramat Raya no. 106 Jakarta Pusat.
Johanna Masdani Tumbuan menjadi seorang saksi sejarah detik-detik Proklamasi Indonesia yang dilakukan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada 17 Agustus 1945. Johanna Masdani Tumbuan juga ikut serta menyusun konsep pembangunan Tugu Proklamasi yang sederhana di depan rumah Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur (kini Jl. Proklamasi) no. 56, Jakarta. Tugu ini kemudian dibongkar oleh Bung Karno, namun dibangun kembali pada tahun 1980-an. Baca juga pada Sejarah Perjuangan Pemuda Indonesia dan Sumpah Pemuda oleh David DS Lumoindong.
Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong.
Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
- Pertemuan pertama, Sabtu, 27 Oktober, 1928, di laksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (GOC), Waterlooplein sekarang Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Ketua GN Sugondo Djojopuspito berharap konferensi ini akan memperkuat semangat persatuan di benak pemuda. Acara dilanjutkan dengan penjelasan tentang makna dan Moehammad Yamin hubungan persatuan dengan pemuda. Menurut dia, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia, sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
- Pertemuan kedua, Minggu, 28 Oktober, 1928, di laksanakan di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak-anak harus menerima kewarganegaraan pendidikan, harus ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak-anak juga perlu dididik secara demokratis.
- Pada pertemuan Ketiga, di laksanakan di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sementara Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak dan disiplin diri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Panitia Kongres Lahirnya Sumpah Pemuda Adalah :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta : Abdul Muthalib Sangadji, Purnama Wulan, Abdul Rachman, Raden Soeharto, Abu Hanifah, Raden Soekamso, Adnan Kapau Gani, Ramelan, Amir (Dienaren van Indie), Saerun (Keng Po), Anta Permana, Sahardjo, Anwari, Sarbini, Arnold Manonutu, Sarmidi Mangunsarkoro, Assaat, Sartono, Dr.Pijper, Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken), Emma Puradiredja, Soejono Djoenoed Poeponegoro, Halim, R.M. Djoko Marsaid, Hamami, Soekamto, Jo Tumbuhan, Soekmono, Joesoepadi, Soekowati (Volksraad), Jos Masdani, Soemanang,
Kadir, Soemarto, Karto Menggolo, Soenario (PAPI & INPO), Kasman Singodimedjo, Soerjadi, Koentjoro Poerbopranoto, Soewadji Prawirohardjo, Martakusuma, Soewirjo, Masmoen Rasid, Soeworo, Mohammad Ali Hanafiah, Suhara, Mohammad Nazif, Sujono (Volksraad), Mohammad Roem, Sulaeman, Mohammad Tabrani, Suwarni, Mohammad Tamzil, Tjahija, Muhidin (Pasundan), Van der Plaas (Pemerintah Belanda), Mukarno, Wilopo, Muwardi, Wage Rudolf Soepratman, Nona Tumbel. Dll.
Formulasi Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas yang disajikan untuk Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) berbisik ke Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (saya memiliki formulasi yang lebih elegan untuk ini keputusan Kongres), yang kemudian Soegondo memberi tanda tangan setuju pada selembar kertas, kemudian diteruskan kepada orang lain untuk inisial setuju juga. sumpah tersebut dibacakan oleh Soegondo awalnya dan kemudian dijelaskan panjang lebar oleh Yamin.
Lahir Dan Berkembangnya Sumpah Pemuda
Sejak kedatangan para penjajah, keadaan bangsa Indonesia sangat sengsara. Para penjajah melakukan monopoli perdagangan di Indonesia dengan cara kekerasan. Selain itu, Belanda juga melakukan politik devide et impera sehingga dapat menaklukkan semua kerajaan di Indonesia dan menjadi terprcah- pecah. Dalam pemerintahannya, Belanda juga menerapkan sistem tanam paksa, sehingga rakyat semakin sengsara dan miskin. Terlihat Indonesia sebagai jajahan Belanda memperoleh kemajuan, akan tetapi rakyat Indonesia tetap miskin sebab gaji para karyawan Indonesia baik di perusahaan swasta maupun dalam administrasi pemerintahan tetap rendah sekali. Sehingga rakyat melarat dan penghasilan di bawah minimum.
Keadaan yang demikian tidak membuat para tokoh pemuda untuk berdiam saja. Para pemuda membentuk pekumpulan-perkumpilan (organisasi) untuk menghadapi kekejaman pemerintah Belanda. Pada permulaan menjelang abad ke- 20, telah terdapat tanda-tanda akan bangkitnya kembali rakyat Indonesia. Kebangkitan tersebut bermula dengan adanya sosok Kartini yang ingin memperbaiki keadaan bangsa Indonesia. Bangkitnya bangsa Indonesia tidak terlepas dari cita-cita kartini. Buku Kartini yang berisikan surat-surat yang berjudul Habis gelap Terbitlah terang telah membawa pengaruh bagi para pemuda dan pemimpin-pemimpin Indonesia serta bagi kaum terpelajar Belanda.
Pada tahun 1906 Dr. Wahidin Sudirohusodo mulai memajukan propaganda dalan memajukan rakyat Jawa melalui perluasan pengajaran. Berkat dorongan Dr. Wahidin, pada tanggal 20 Mei 1908, untuk pertama kalinya didirikan perkumpulan dengan sebutan Budu Utomo oleh Dokter Sutomo dan kawan-kawan. Sehingga mulailah zaman baru di Indonesia yaitu zama pergerakan Indonesia. Selain itu didirikanpula Serekat Dagang Indonesia oleh Haji Samanhudi yang selanjutnya diubah menjadi Serekat Islam. Berdirinya Budi Utomo kemudian diikuti oleh perkumpulan-perkumpulan lain di daerah-daerah seperti Pasundan, Serekat Sumatra, Perkumpulan Ambon, Perkumpulan Minahasa dan organisasi dari golongan agama seperti organisasi Muhamadiyah serta organisasi dari perkumpulan wanita seperti Putri Mardika dan lain-lain. Organisasi yang banyak didirikan masih bersifat kedaerahan bangsa Indonesia.
Tujuh tahun setelah didirikannya Budi Utomo, pemuda Indonesia mulai bangkit meskipun masih dalam suasana kesukuan atau kedaerahan. Pada tanggal 7 Maret 1915 Satirman bersama kadarman dan Sunardi mendirikan perkumpulan bernama Tri Koro Darmo yang artinya Tiga Tujuan Mulia (Sakti, Budi, Bakti). Kemudian Tri Koro Darmo diubah namanya menjadi Jong Java pada kongres di Solo pada tahun 1918 karena untuk mencita-citakan persatuan Jawa Raya (Sunda, Jawa, Madura dan Bali).
Selain Jong Java telah terbentuk pula perkumpulan pelajar bernama Sumatranen Bond yang mempunyai cabang di Padang dan Bukittinggi. Kemudian disusul dengan berdirinya perkumpulan pemuda kedaerahan seperti Jong Batak, Jong Minahasa, Jong Celebes dan lain-lain. Berdiri pula Jong Islamieten Bond (JIB) yang didirikan oleh ketua Jong Java yaitu Sam. JIB turut mrmrgang peranan penting dalam Sumpah Pemuda. Tahun 1908 para mahasiswa yang belajar di Belanda juga mendirikan organisasi yang disebut Perhimpunan Indonesia.
Pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926, terjadi Kongres Pemuda I. Dalam kongres ini terdiri dari kumpulan atau organisasi pemuda yang kemudian bersatu dan melakukan kongres I di Jakarta dan dipimpin oleh M Tabrani dengan tujuan memajukan paham persatuan bangsa dan mengeratkan hubungan antar semua perkumpulan pemuda kebangsaan. Sesudah kongres selesai, mahasiswa- mahasiswa Indonesia di Jakarta mendirikan perkumpulan mahasiwa bernama Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Tujuan didirikannya adalah untuk persatuan bangsa Indonesia terutama dikalangan pemuda. Para pemuda dalam PPPI telah sepakat mengenai waktu untuk mencetuskan sumpah pemuda.
Pada Kongres Pemuda II tanggal 26-28 Oktober 1928 dihadiri oleh sembilan organisasi pemuda dan sejumlah tokoh politik. Kongres tersebut merupakan puncak integrasi ideologi nasional dan merupakan peristiwa nasional. Kongres tersebut membawa semangat nasionalisme ke tingkat yang lebih tinggi karena utusan yang datang mengucapkan sumpah setia “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa Indonesia”. Di dalam penutupan kongres, dikumandangkan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R Supratman. Simbol kebangsaan lainnya yaitu bendera Merah Putih dikibarkan untuk mengiringi lagu kebangsaan tersebut sehingga tercipta kesan yang mendalam bagi para pemuda yang hadir dalam kongres tersebut.
Dua tahun setelah sumpah pemuda, gerakan pemuda menginjak fase perjuangan baru dalam kenyataanya yaitu fase perjuangan yang dijiwai oleh cita- cita sumpah pemuda yaitu cita-cita persatuan berdasarkan kebangsaan Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 1930 dalam konferensi di Solo ditetapkan berdirinya organisai Indonesia Muda yang saat itu memiliki 25 cabang dengan 2400 anggota. Indonesia Muda adalah penerus roh “Sumpah Pemuda”.
Sejak 1 Januari 1931 Indonesia Muda mulai bergerak dengan semangat kebangsaan yang menyala-nyala. Tujuan Indonesia Muda adalah Memperkuat rasa perstuan di kalangan pelajar-pelajar, membangunkan dan mempertahankan keinsyafan, siantaranya bahwa mereka adalah anak bangsa yang bertanah air satu agar tercapailah Indonesia Raya. Untu mencapai tujuan ini Indonesia Muda berusaha memajukan rasa saling menghargai dan memelhara persatuan di semua anak Indonesia, bekerjasama dnegan perkumpulan-perkumpulan pemuda, mengadakan kursus-kursus untuk mempelajari bahasa persatua dan memberantas buta huruf, memajukan olahraga dan sebagainya.
Sumpah Pemuda di Masa Sekarang
Setiap tahun diperingati hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober. Pada tahun 2013 Sumpah Pemuda diperingati dengan upacara-upacara di shampr setiap sekolah di Indonesia. Tujuan dari peringatan ini adalah untuk mengingatkan kembali mengenai perjuangan di masa Sumpah Pemuda dan meniru semangatnya dalam mempersatukan pemuda-pemuda Indonesia.
Yang membedakan masa sekarang dan masa lalu adalah masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Dahulu yang dihadapi adalah para penjajah di Indonesia, sedangkan sekarang adalah masalah yang dihadapi adalah masalah yang berkaitan dengan Indonesia sebgai Negara berkembang. Contohya adalah masalah pendidikan dan pembangunan yang kurang merata, korupsi, narkoba dan mlain-lain. Namun keduanya, di masa lalu ataupun di masa sekarang, sama-sama membutuhkan persatuan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Berikut adalah peringatan-peringatan Sumpah Pemuda tahun 2013 di beberapa daerah di Indonesia:
Ratusan orang yang tergabung dalam organisasi pemuda dan organisasi massa menggelar aksi memperingati Hari Sumpah Pemuda di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (28/10/2013) malam. Selain orasi, mereka juga menyalakan seribu lilin sebagai bentuk refleksi 85 tahun peringatan Sumpah Pemuda.
Salah satu orator dalam aksinya mengatakan, masih banyak pemuda indonesia yang hidup jauh dari kelayakan. Mereka mengingatkan pemerintah untuk peduli kepada pemuda pemudi di wilayah Indonesia Timur. “Masih banyak pemuda pemudi yang belum mendapatakan pendidikan yang layak. Contoh di Papua, NTT, masih banyak pemuda yang pendidikannya tertinggal,” ujar orator itu. Sebagai pemuda, seru dia, mereka menuntut pemerintah memperhatikan pemuda-pemuda dengan memberikan pendidikan yang layak.
Aksi damai dilakukan sejumlah ormas pemuda. Di antara ormas itu adalah Generasi Muda Forum Komunikasi Putra-putri Purnawirawan Indonesia (GM FKPPI), Benteng Jakarta, PW Anshor, Generasi Muda Pembela Tanah Air (Gema Peta), Pemuda-pemuda Panca Marga (PPM), dan Jaringan Pemuda Penggerak (Jamper).
Nilai esensi dasar yang terkandung dalam Sumpah Pemuda pada masa lalu masih kurang menjiwai organisasi-organisasi pemuda di masa ini. Meskipun banyak sekali organisasi pemuda yang telah didirikan dan bersifat nasional, namun tak banyak yang benar-benar melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk Indonesia.
Sumpah Pemuda di Masa Mendatang
Pada subbab 2.2 telah dibahas megenai peringatan Sumpah Pemuda tahun 2013 yang dilakukan oleh organisasi pemuda yang kurang bermanfaat untuk Indonesia. Namun diketahui bahwa telah banyak organisasi yang terdapat di Indonesia yang bersifat nasional. Berikut adalah beberapa organisasi yang ada di Indonesia yang cukup memberikan kontribusi yang positif untu Indonesia.
- AYISI (Association of Young Innovator and Scientist Indonesia)
AYISI berdiri pada tahun 2010 sebagai wadah untuk membina para scientist muda berbakat yang ada di Indonesia. Organisasi ini siap untuk mengakomodasi potensi peneliti muda Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia juga memiliki potensi yang tidak kalah dengan negara lain.
Prestasi yang pernah dicapai adalah 2 Innovator Binaan AYISI Sukses Meraih Gold Medal Glami dan Hurom Award di Korea Selatan, 10 Innovator Binaan AYISI Berhasil Memperoleh Medali di Ajang “5th Live Invention Student Contest for Green in Korea”, meraih 2 emas di International Engineering Invention and Innovation Exhibition (i-Envex) 2013 yang diselenggarakan oleh Universiti Malaysia Perlis (UniMAP) di Perlis, Malaysia dan masih banyak lagi.
- Indonesian Future Leader
Indonesian Future Leaders (IFL) adalah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam pemberdayaan pemuda melalui tiga pilar aksi, yaitu:
- pengembangan kapasitas pemuda,
- kegiatan layanan masyarakat, dan
- advokasi isu yang berkaitan dengan pemuda.
IFL berkeinginan untuk menjadikan generasi muda Indonesia generasi yang kompeten di bidang yang ditekuninya sehingga dapat membawa perubahan positif dan menjadi inspirasi bagi lingkungannya. Demi mencapai visi tersebut, IFL menginisiasi berbagai kegiatan pemberdayaan pemuda
Sejak pertama kali berdiri pada September 2009 hingga Juni 2013, IFL telah menjangkau +70.000 orang, memberdayakan +700 relawan, memberi dampak kepada +20.000 beneficiaries, menyediakan mini grants kepada +30 proyek pemuda, serta mendapat +28.000 pendukung online.
Forum Indonesia Muda
Forum Indonesia Muda (FIM) merupakan sebuah forum independen yang beranggotakan pemuda dan mahasiswa dari berbagai aktivitas, universitas maupun lembaga kepemudaan, dari seluruh Indonesia; dengan cita-cita bersama membangun bangsa dengan semangat kontribusi bersama. Forum ini dibuat sebagai sarana peningkatan kompetensi pemuda dan mahasiswa dalam rangka menyiapkan pemimpin masa depan dan wadah silaturahmi untuk membangun kontribusi bersama.
FIM dibentuk untuk menjadi sarana peningkatan kompetensi pemuda dan mahasiswa dalam rangka mempersiapkan pemimpin masa depan dan wahana silaturahmi antar pemuda dari berbagai latar belakang.
Sejak tahun 2003, FIM konsisten menyelenggarakan leadership and lifeskill training setiap tahunnya, sebuah pelatihan yang bertujuan untuk memperluas wawasan, meningkatkan kompetensi, sekaligus memperluas jaringan dari pesertanya. Hingga saat ini, FIM memiliki alumni pemuda dan mahasiswa dengan jumlah lebih dari 1000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia dengan latar belakang minat dan aktivitas seperti pendidikan, kerelawanan, pemberdayaan masyarakat, lingkungan, sosial politik ekonomi, seni dan budaya.
Selain leadership and lifeskill training, FIM juga aktif dalam beberapa penyelenggaraan kegiatan, antara lain :
- Rumah Belajar, sarana dan aktivitas pendidikan karakter kepada anak-anak usia sekolah di daerah Cimangggis, Bogor, Lampung, dan Banjarbaru.
- Aksi kepedulian sosial seperti kampanye Hari AIDS, kampanye tolak aksi pornografi, kegiatan 17 agustusan dengan anak-anak dan masyarakat sekaligus bakti sosial di Bandung, roadshow ke berbagai daerah tentang flu burung, antisipasi bencana alam ke Bandung, manado, aceh, dan lainnya.
- Silaturahmi pemuda dan mahasiswa seperti melalui seminar nasional, milis, forum informal.
- Persiapan Freedom Flotilla Indonesia dan bergabung dalam tim relawan Indonesia yang berangkat dalam misi kemanusian ke Gaza.
- Bekerja sama dengan Mer-C, ASA Indonesia, VOP, dan HASI, yang memfokuskan pada isu hak anak dan perempuan.
- Peringatan Hari Anak.
- ASHOKA Young Changemaker
Young Changemakers Ashoka (YCM) didirikan pada tahun 2009. Young Changemakers Ashoka adalah anak muda berusia 12-25 Tahun yang telah mengembangkan gagasan sosial bagi masyarakat , menunjukkan dampak perubahan sosial serta memenuhi kriteria dasar Young Changemakers yaitu Applied empathy, Leadership, Teamwork, The Idea dan Social Impact. Mereka bergabung bersama keluarga besar Ashoka setelah melalui serangkaian proses dimulai dari aplikasi hingga seleksi panel.
Beberapa program yang telah didukuong oleh Young Changemaker adalah :
- Yayut Evandyah Agusti – Sanggar Tata Busana bagi anak putus sekolahSanggar Arimbi – SMK Boyolanggu Tulungagung
- Mustari – Mobilisasi alat penjernih air sederhana bagi masyarakat Kampung Jernih – MTs At Taqwa 3 Bekasi
- LILY KUSUMA – Pemberantasan buta huruf pada orang dewasa BATAS
- Universitas Ciputra Surabaya
- Cendy Claudia Agustin – Menjaga kualitas air sungai melalui Biomonitoring Polisi Air – SMPN 1 Wonosalam Jombang
- dan masih banyak lagi
Jadi di masa sekarang ada juga beberapa organisasi nasional yang banyak memberikan kontribusi positif kepada Indonesia. Mudahnya berkomunikasi melalui internet dengan memanfaatkan social media adalah salah satu yang mendukung dari penyelenggaraan organisasi.
Harapan untuk di masa depan adalah semakin banyak organisasi yang bersifat nasional yang memiliki jiwa dan semangat Sumpah Pemuda, yaitu mempersatukan bangsa Indonesia dengan tujuan menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di Indonesia.
Tinggalkan Balasan