Hukum Pemantulan Cahaya dengan Penjelasannya

Posted by

Hukum Pemantulan Cahaya – Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat proses pemantulan cahaya seperti kita berdiri didepan cermin, maka kita akan melihat bayangan pada cermin tersebut hal ini dikarenakan adanya pemantulan cahaya. Tidak hanya cermin tetapi juga sepion, pada sepion cermin yang kita gunakan adalah cermin cembung, dengan menggunakan cermin cembung bayangan lebih diperbesar sehingga kita bisa melihat benda yang berada jauh dibelakang kita.

Hal itu terjadi karena karena adanya pemantulan cahaya. Pada cermin terdapat pemantulan pada bidang datar dan pada sepion merupakan pemantulan cahaya pada cermin cembung. Dalam dunia elektromedik juga terdapat alat-alat yang menggunakan prinsip pemantulan cahya. Disini kami akan membahas tentang pemantulan cahaya dan aplikasinya dalam alat elektromedik.

Pengertian Cahaya

Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380-750 nm. Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak memerlukan medium untuk merambat. Sehingga cahaya dapat merambat tanpa memerlukan medium.Cahaya yang biasa kita lihat merupakan kelompok-kelompok sinar cahaya atau disebut berkas cahaya.

Berkas cahaya dapat digolongkan atas :

  • Berkas cahaya menyebar (divergen), yaitu berkas cahaya yang berasal dari satu titik kemudian menyebar ke segala arah.
  • Berkas cahaya sejajar, yaitu berkas cahaya yang arahnya sejajar satu sama lain.
  • Berkas cahaya mengumpul, yaitu berkas cahaya yang menuju ke satu titik tertentu.

Baca juga: Hukum Faraday: Penerapan Dan Contoh Soal

Sifat- Sifat Cahaya

  1. Cahaya dapat merambat lurus

Perlu kalian ketahui bahwa sinat lampu, sinar matahari, sinar bulan, dan sinar lilin merupakan sumbercahaya. Cahaya yang dihasilkan tersebut akan merambat lurus. Cahaya akan merambat dengan lurus jika memang dia akan melewati 1 medium perantara saja. Peristiwa ini juga bisa dibuktikan dengan baik, nyalanya lampu senter yang berjalan atau merambat dengan lurus.

  1. Cahaya dapat dipantulkan.

Apabila suatu benda terkena cahaya, maka cahaya tersebut akan dipantulkan. Pemantulan atau refleksi atau pencerminan merupakan proses kembali terpancarnya cahaya dari permukaan benda yang memang terkena oleh cahaya. Pemantulan cahaya bisa dibedakan menjadi 2, yakni pemantulan teratur dan pemantulan baur (difus) atau tak teratur.

  1. Cahaya dapat menembus benda bening.

Benda bening merupakan benda yang bisa ditembus dengan mudah oleh adanya cahaya. Berdasar dari kemampuan cahaya dalam menembus benda, bisa dibedakan sebanyak 3 contoh, yakni :

  1. Benda bening atau transparan, yakni benda-benda yang bisa ditembus dan dilewati oleh cahaya. Benda bening akan meneruskan semua cahaya yang datang dan mengenainya. Contoh benda bening seperti kaca yang bening dan air jernih.
  2. Benda translusens, yakni benda-benda yang hanya bisa meneruskan sebagian cahaya saja yang telah diterima. Contoh benda ini seperti air yang keruh, bohlam susu dan kaca dop.
  3. Opaqueatau benda yang tak bisa ditembus oleh cahaya, yakni benda gelap yang sama sekali tak bisa ditembus oleh adanya cahaya yang datang. Opaque ini sendiri hanya akan memantulkan semua cahaya yang akan mengenai benda tersebut. Contoh bendanya seperti buku yang tebal, tembok, kayu, hingga besi.
  4. Cahaya dapat dibiaskan.

Pembiasan cahaya merupakan pembelokan arah rambat cahaya pada saat melewati sebanyak 2 medium yang memiliki kerapatan berbeda. Pembiasan cahaya ini sendiri biasanya digunakan oleh manusia dalam berbagai pembuatan alat optik. Seperti yang ada pada pemantulan cahaya, di dalam pembiasan cahaya juga berlaku dalam hukum pembiasan cahaya yang bisa diuraikan sebagai berikut :

  • Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang memiliki kerapatan lebih, cahaya akan dibiaskan mendekati garis yang normal. Semisal, cahaya akan merambat dari udara ke air.
  • Apabila cahaya merambat dari zat yang jauh lebih rapat ke zat yang memiliki kerapatan kurang, maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Semisal, cahaya merambat dari air ke udara.
  1. Cahaya dapat diuraikan.

Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai macam cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwana putih, padahal sebenarnya cahaya matahari terseusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk pelangi. Pelangi itu terdiri atas beberapa warna, mulai dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Sebenarnya, warna-warna tersebut berasal dari 1 warna saja, yakni warna putih yang dihasilkan dari cahaya matahari.

Akan tetapi, karena cahaya matahari yang datang tersebut dibiaskan oleh adanya titik air hujan, maka hal tersebut berakibat jika cahaya putih akan diuraikan menjadi beberapa macam warna yang menarik, sehingga terjadilah warna-warna yang indah di dalam pelangi tersebut.

Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai hukum pemantulan cahaya pada cermin datar yang dimana dalam hal ini meliputi definisi, percobaan dan bunyi dari cermin datar, nah agar lebih dimengerti dan dipahami kalau begitu simak saja ulasan berikut ini.

Baca juga: Pengertian Gelombang Beserta Rumus dan Contohnya

Hukum Pemantulan Cahaya

Telah diketahui bahwa cermin datar memantulkan cahaya yang datang padanyam dibawah ini ialah gambar pemantulan sinar oleh cermin datar. Sinar dari kotak cahaya yang ditutup dengan celah tunggal diarahkan ke cermin datar, sinar mangalami pemantulan seperti gambar dibawah ini.

Hukum Pemantulan Cahaya

Percobaan Dalam Pemantulan Cahaya

Dalam hal ini dengan melakukan kegiatan menggunakan kotak cahaya, cermin datar dan busur derajat didapat data sebagai berikut.

Hukum Pemantulan Cahaya

“Tanda x tempat jarum ditancapkan untuk menyatakan sinar datang dan sinar pantul, kemudian dibuat normal sehingga sudut datang dan sudut pantul dapat diukur. Bila sudut datang diubah dengan cara mengubah posisi kotak cahaya, sudut pantul juga berubah”.

Lihat tabel dibawah ini

Dari tabel diatas, kita dapat mengetahui ada beberapa data yang sudut datang dengan sudut pantulanya berbeda sangat kecil ini dapat terjadi karena kekurang sempurnaan alat dan pengamatan “kesalahan pengamat”, jika kesalahan dapat kita perkecil serendah mungkin tentunya kita dapatkan:

“Sudut datang (i) = Sudut pantul (r)”

Selain itu ternyata sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.

Bunyi Hukum Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar

  • Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
  • Sudut datang, sama besar dengan sudut pantul.
  • Pemantulan Teratur

Apabila seberkas cahaya sejajar mengenai permukaan bidang datar yang rata maka berkas cahaya yang jatuh pada berbagai titik sudut memiliki sudut datang yang sama (karena arah garis normal semuanya sama) dan semua berkas cahaya tersebut dipantulkan dengan sudut yang sama pula. Akibatnya cahaya yang dipantulkan berupa berkas sinar sejajar dengan jumlah berkas sinar pantul hampir sama dengan berkas sinar datang. Sehingga permukaan benda yang mengalami pemantulan teratur akan tampak mengkilap.

Pemantulan Teratur
  • Pemantulan Baur

Apabila seberkas cahaya mengenai permukaan benda yang tidak rata (berlekuk-lekuk) maka cahaya tersebut akan dipantulkan secara tidak beraturan ke segala arah. Akibatnya intensitas berkas cahaya yang masuk ke dalam mata tidak terlalu besar karena tidak semua sinar pantul menuju mata.

Pemantulan Baur
  • Pemantulan Pada Cermin
  • Pemantulan Pada Cermin Datar

Cermin datar merupakan salah satu cermin memiliki permukaan yang rata, datar dan tidak melengkung pada bidang pantulnya.  Pada gambar diabawah adalah gambar pemantulan sinar oleh cermin datar.

Pemantulan Cermin Datar
  1. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
  2. Sudut datang sama dengan sudut pantul.

Pernyataan Snellius tersebut dikenal dengan hukum pemantulan cahaya (sinar).

Baca juga: Pengertian Sublimasi dengan Penjelasan Lengkap

Untuk cermin datar biasanya memiliki sifat-sifat khusus yang ditunjukkan pada bayangan hasil dari cermin datar antara lain:

  1. Tinggi bayangan akan sama dengan ukuran tinggi benda.
  2. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.
  3. Posisi hasil bayangan pada cermin datar akan berlawanan dengan bendanya.
  4. Sifat bayangan tegak sama seperti bendanya.
  5. Bayangan yang terbentuk bersifat semu atau maya, yaitu: bayangan dapat dilihat dalam cermin, akan tetapi bayangan tersebut tidak dapat ditangkap oleh sebuah layar.
  6. Bayangan yang dibentuk oleh 2 cermin datar dengan sudut lancip

Jika  dua cermin datar yang membentuk sudut lancip (θ) maka jumlah bayangan benda (n) yang dibentuk oleh cermin tersebut dapat dicari dengan rumus berikut:

  • Pemantulan Pada Cermin Cembung

Cermin cembung merupakan salah satu cermin memiliki permukaan bidang pantul melengkung ke arah luar. Cermin cembung pada umumnya digunakan untuk spion kendaraan bermotor supaya didapatkan bayangan yang lebih lebar sudut pandangnya. Untuk cermin cembung memiliki sifat bayangan yang dihasilkan sebagai berikut:

  1. Bayangan yang dihasilkan cermin cembung bersifat maya dan tegak.
  2. Ukuran bayangan yang dihasilkan lebih kecil dari ukuran benda sesungguhnya atau memiliki sifat diperkecil, sehingga memungkinkan sudut pandang yang dihasilkan pada cermin cembung bisa lebih lebar.

Sifat Sinar yang dipantulkan cermin cembung

  • Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah dari fokus.
  • Sinar datang yang menuju R akan dipantulkan kembali dari R
  • Sinar datang yang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama

Rumus Cermin Cembung

Rumus atau persamaan cermin cembung mirip seperti cermin cekung hanya saja nilai fokusnya (F) negatif. Untuk rumus perbesaran cermin cembung sama

  • Pemantulan Pada Cermin Cekung

Cermin cekung merupakan sakah satu cermin memiliki permukaan bidang pantul melengkung ke dalam. Cermin cekung pada umumnya digunakan untuk reflektor pada lampu utama kendaraan bermotor dan lampu senter. Untuk cermin cekung memiliki sifat bayangan yang bergantung pada letak dan posisi benda terhadap cermin. Sebagai contoh, yaitu:


  1. Apabila suatu benda diletakkan dekat dengan cermin cekung, maka sifat bayangan yang dibentuk adalah tegak, lebih besar, dan semu (maya).
  2. Apabila suatu benda diletakkan jauh dari cermin cekung,maka sifat bayangan yang dibentuk adalah  nyata (sejati) dan terbalik.

Oleh karena itu pada cermin cekung dapat dibuat suatu pengelompokan yang bergantung dengan posisi benda pada masing-masing ruang.

  1. Benda di ruang I : maya, tegak, diperbesar.
  2. Benda di ruang II :  nyata, terbalik, diperbesar.
  3. Benda di ruang III : nyata, terbalik, diperkecil.
  4. Benda tepat di pusat kelengkungan : nyata, terbalik, sama besar.

Sifat Cahaya (sinar) yg dipantulkan Cermin Cekung

  • Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan melalui fokus
  • Sinar datang yang melewati fokus akan dipantulkann sejajar dengan sumbu utama.
  • Sinar datang yang melalui titik lengkung (R) akan dipantulkan kembali ke arah yang sama

Rumus Cermin Cekung

Cermin Cekung berfokus positif. Jika sobat mempunyai benda dengan jarak S dari cermin maka untuk mencari jarak bayangannya menggunakan rumus :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *