Pengertian Kelenjar Paratiroid Secara Lengkap

Posted by

Pengertian Kelenjar Paratiroid Secara Lengkap – Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural).

Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf. Sistem endokrin melibatkan kelenjar endokrin dan hormon.

Sistem hormone (sistem endoklin = sistem kelenjar buntu) yaitu sistem yang terdiri atas kelenjar-kelenjar yang melepaskan sekresinya ke dalam darah. Hormon berperan dalam pengaturan metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, mempertahankan homeostasis, reaksi terhadap stress, dan tingkah laku.

Glandula paratiroid pertama kali ditemukan pada tahun 1849 dalam seekor badak india bercula satu oleh Sir Richard Owen, Kepala Museum Hunterian. Sebenarnya laporan singkat owen diabaikan. Kemudian Gley dalam tahun 1891 menemukan kembali glandula paratiroid dan membuat observasi bahwa eksisinya menyebabkan  tetani  dalam  hewan  percobaan  dan  penemuannya  mempunyai dampak bedah yang penting.

Pengertian Kelenjar Paratiroid

Kelenjar Paratiroid adalah kelenjar endoktrin yang berfungsi untuk mensekresikan hormon paratiroid. Kelenjar paratiroid biasanya terletak di leher dan manusia mempunyai empat buah kelenjar paratiroid.

Kelenjar ini disebut paratiroid karena letaknya di belakang kelejar tiroid, hormon paratiroid yang dihasilkan oleh kelenjar ini berfungsi untuk mengontrol kadar kalsium di darah dan tulang. Kelenjar ini akan terus berproduksi secara konstan hingga seseorang mencapai usia 30 tahun.

Baca juga: Pengertian RNA, Fungsi dan Strukturnya

Metabolisme Kelenjar Paratiroid

Metabolisme Kelenjar Paratiroid

Hormon paratiroid (PTH) manusia adalah suatu polipeptida linear dengan berat molekul 9500 yang mengandung 84 residu asam amino. Strukturnya sangat mirip dengan PTH sapi dan babi. PTH disintesis sebagai bagian dari suatu molekul yang lebih besar yang mengandung 115 residu asam amino (prapo-PTH).

Setelah prapo-PTH masuk ke dalam retikulum endoplasma, maka leader sequence yang terdiri dari 25 residu asam amino dikeluarkan dari terminal N untuk membentuk polipeptida pro-PTH yang terdiri dari 90 asam amino. Enam residu asam amino lainnya juga dikeluarkan dari terminal N pro-PTH di apparatus Golgi, dan produk sekretorik utama chief cells adalah polipeptida PTH yang terdiri dari 84 asam amino.

Kadar normal PTH utuh dalam plasma adalah 10-55 pg/mL. Waktu paruh PTH kurang dari 20 menit, dan polipeptida yang disekresikan ini cepat diuraikan oleh sel-sel Kupffer di hati menjadi 2 polipeptida, sebuah fragmen terminal C yang tidak aktif secara biologis dengan berat molekul 2500.

Fungsi Kelenjar Paratiroid

Fungsi utama kelenjar paratiroid ialah memproduksi hormon paratiroid, hormon ini merupakan hormon peptida yang berfungsi untuk mengatur kadar kalsium di dalam darah dan tulang. Selain itu hormon ini juga dapat menurunkan fosfat dalam darah serta meningkatkan sekresi fosfat dalam urin.

Hormon paratiroid juga dapat meningkatkan pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol, metabolit aktif dari vitamin D. Naiknya konsentrasi kalsium dalam tubuh dapat disebabkan oleh dua efek berikut:

  1. Efek hormon paratiroid yang menyebabkan terjadinya penyerapan kalsium dan fosfat dari tulang.
  2. Efek hormon paratiroid dalam mengurangi pengeluaran “eksresi” kalsium oleh ginjal.

Cara Kerja Kelenjar Paratiroid

Cara Kerja Kelenjar Paratiroid

PTH bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang dan memobilisasi Ca2+. Selain meningkatkan Ca2+ plasma dan menurunkan fosfat plasma, PTH meningkatkan ekskresi fosfat dalam urin. Efek fosfaturik ini disebabkan oleh penurunan reabsorpsi fosfat di tubulus proksimal. PTH juga meningkatkan reabsorpsi Ca2+ di tubulus distal, walaupun ekskresi Ca2+ biasanya meningkat pada hiperparatiroidisme karena terjadi peningkatan jumlah yang difiltrasi yang melebihi efek reabsorpsi.

PTH juga meningkatkan pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol, metabolit vitamin D yang secara fisiologis aktif. Hormon ini meningkatkan absorpsi Ca2+ dari usus, tetapi efek ini tampaknya disebabkan hanya akibat stimulasi pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol.

Struktur Kelenjar Paratiroid

Satu kelenjar paratiroid biasanya mempunyai panjang 6 milimeter, lebar sekitar 3 mm dan tebal sekitar 2 mm. Jika seseorang memiliki ukuran kelenjar yang jauh lebih besar dibandingkan ukuran normal maka kemungkinan orang tersebut menderita penyakit hiperparatiroid atau tumor, warna dari kelenjar ini biasanya coklat kehitaman.

Baca juga: Pengertian Sel Darah Putih Lengkap

Terdapat 4 kelenjar paratiroid pada tubuh manusia biasanya terdapat dua kelenjar paratiroid pada tiap sisi “atas dan bawah”, tetapi jumlah ini dapat bervariasi, bisa lebih atau kurang. Kelenjar paratiroid orang dewasa memiliki sel pemimpin “chied cell” yang mengandung apparatus golgi tempat diproduksinya hormon paratiroid.

Kelenjar Paratiroid

Pada kelenjar tiroid juga terdapat sel oksifil yang mengandung granula oksifil dan sejumlah besar mitokonria dalam sitoplasmanya, sebelum pubertas hanya dijumpai sedikit sel oksifil, tetapi setelah itu jumlah sel ini meningkat seiring usia. Fungsi sel oksifil masih belum terlalu dimengerti kemungkinan sel ini merupakan modifikasi atau sisa dari chief sel yang tidak lagi memproduksi hormon.

Sirkulasi darah ke kelenjar paratiroid biasanya oleh cabang arteri tiroidea inferior pada setiap sisi. 1/3 kelenjar ini pada manusia memiliki dua atau lebih arteri paratiroid. Pembuluh limfe paratiroid beragam dan mempunyai hubungan dengan pembuluh limfe kelenjar tiroid dan kelenjar thymus. Persarafan pada kelenjar paratiroid merupakan saraf yang bersifat simpatis langsung dari ganglia servikalis superior atau metida.

Gangguan Kelenjar Paratiroid

Terdiri atas:

  1. Hipoparatiroid

Hipoparatiroidisme adalah suatu gangguan pada kelenjar paratiroid yang disebabkan karena hipofungsi paratiroid atau kehilangan fungsi kelenjar paratiroid (Hotma Rumahorbo, 1999: 81). Hipoparatiroid terjadi akibat hipofungsi paratiroid atau kehilangan fungsi kelenjar paratiroid sehingga menyebabkan gangguan metabolisme kalsium dan fosfor. Serum kalsium menurun (bisa sampai 5 mg %), serum fosfor meningkat (9,5-12,5 mg%). Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital).

Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang tidak adekuat. Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital). Kadang-kadang penyebab spesifik tidak dapat diketahui.

Dalam hal ini hipoparatiroid dapat berupa:

  • Hipoparatiroid Neonatal

Hipoparatiroid neonatal dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sedang menderita hiperparatiroid. Aktivitas paratiroid fetus sewaktu dalam uterus ditekan oleh maternal hiperkalsemia.

  • Simple Idiopatik Hipoparatiroid

Gangguan ini dapat ditemukan pada anak-anak atau orang dewasa. Terjadinya sebagai akibat pengaruh autoimun yang ada hubungannya dengan antibodi terhadap paratiroid, ovarium, jaringan lambung dan adrenal. Timbulnya gangguan ini dapat disebabkan karena menderita hipoadrenalisme, hipotiroidisme, diabetes mellitus, anemia pernisiosa, kegagalan ovarium primer, hepatitis, alopesia dan kandidiasis.

  • Hipoparatiroid Pascabedah

Kelainan ini terjadi sebagai akibat operasi kelenjar tiroid, atau paratiroid atau sesudah operasi radikal karsinoma faring atau esofagus. Kerusakan yang terjadi sewaktu operasi tiroid, biasanya sebagai akibat putusnya aliran darah untuk kelenjar paratiroidisme karena pengikatan arteri tiroid inferior. Hipoparatiroid yang terjadi bersifat sementara atau permanen. Karena itu kadar kalsium serum harus diperiksa sesudah melakukan operasi-operasi tersebut, tiga bulan kemudian dan sewaktu-waktu bila ada kelainan klinis walaupun tak khas yang menjurus pada diagnosis hipoparatiroid.

Hipoparatiroid
  1. Hiperparatiroidisme

Terdiri atas:

  • Hiperparatiroidisme primer

Hiperparatiroidisme primer hasil dari hyperfunction dari kelenjar paratiroid sendiri. Ada oversecretion PTH karena adenoma, hiperplasia atau, karsinoma kelenjar paratiroid.

  • Hiperparatiroidisme sekunder

Hiperparatiroidisme sekunder adalah reaksi dari kelenjar paratiroid ke hypocalcemia disebabkan oleh sesuatu selain patologi paratiroid, gagal ginjal kronis misalnya.

  • Hiperparatiroidisme tersier

Hiperparatiroidisme tersier hasil dari hiperplasia kelenjar paratiroid dan hilangnya respon terhadap kadar kalsium serum. Gangguan ini paling sering terlihat pada pasien dengan gagal ginjal kronis.

Produksi hormone paratiroid yang berlebihan dapat berasal dari defek primer kelenjar paratiroid seperti adenoma atau hyperplasia ( hiperparatiroidisme primer). Lebih sering, peningkatan produksi PTH bersifat kompensasi, biasanya ditujukan untuk memperbaiki keadaan hipokalsemia karena berbagai sebab ( hiperparatiroidisme sekunder ).

Hiperparatiroidisme primer jarang terjadi pada anak. Bila mulainya terjadi pada neonatus, kelainan ini selalu disebabkan oleh hyperplasia menyeluruh pada kelenjar paratiroid, tetapi yang mulai selama anak biasanya akaibat dari adenoma benigna tunggal.

Baca juga: Metabolisme Protein dan Peran Fungsi Protein

Hiperparatiroidisme neonatus primer telah dilaporkan pada kurang dari 50 bayi. Gejala – gejala berkembang segera setelah lahir dan terdiri dar anoreksia, iritabilitas, letargi, konstipasi, dan gagal tumbuh. Rontgenogram menunjukkan resorpsi tulang periosteum, osteoporosis, dan fraktur patologis. Gejala – gejala mungkin ringan, sembuh tanpa pengobatan, atau mengalami perjalanan yang mematikan dengan cepat jika diagnosis dan pengobatan ditangguhkan. Secara histologis, kelenjar paratiroid terdiri dari hyperplasia difus. Banyak bayi yang terkena berada pada keluarga dengan tanda – tanda klinis dan biokimia hiperkalsemia hipokalsiurik familial ( bayi – bayi ini adalah homozigot untuk mutasi pada gena reseptor pengindra – Ca 2+ seseorang dengan satu kopi mutasi ini menunjukkan hiperkalsemia hipokalsiurik familial autosom dominant.

Hiperparatiroidisme masa anak biasanya menjadi nampak setelah berusia 10 tahun dan paling sering disebabkan oleh adenoma tunggal. Ada banyak keluarga yang tiga atau lebih anggotanya menderita hiperparatiroidisme. Pada kasus hiperparatiroidisme autosom dominant demikian, kebanyakan dari anggota keluarga yang terkena adalah orang dewasa, tetapi anak yang terlibat pada sekitar sepertiga turunannya ( pedigree). Beberapa penderita yang terkena dalam keluarga ini tidak bergejala dan hanya terdeteksi dengan penelitian yang cermat. Pada beberapa keluarga, hiperparatiroidisme juga terjadi sebagai bagian dari susunan yang dikenal sebagai sindrom neoplasia endokrin multiple ( NEM ).

Hiperparatiroidisme neonatus sementara telah terjadi pada sebagian kecil bayi yang lahir dari ibu dengan hipoparatiroidisme ( idiopatik atau bedah ) atau dengan pseudohipoparatiroidisme. Pada setiap kasus, penyakit ibu ini belum terdiagnosis atau diobati secara tidak cukup selam kaehamilan. Penyebab keadaan ini adalah pemjanan intrauteri kronis terhadap hipokalsemia dengan akibat hyperplasia kelenjar paratiroid janin. Pada bayi baru lahir, manifestasinya melibatkan terutama tulang dan penyembuhan terjadi antara 4 dan 7 bulan.

  1. Pseudohipoparatiroidisme

Berbeda dengan keadaan hipoparatiroidisme idiopatik, pada sindrom ini kelenjar paratiroid normal atau secara histologis hiperplastis, dan dapat mensintesis dan memsekresikan hormone paratiroid ( PTH . Kadar PTH imunoreaktif serum meningkatkan ketika penderita mengalami hipokalsemia. PTH endogen atau yang diberikan tidak meningkatkan kadar kalsium serum atau menurunkan kadar fosfor. Defek genetik pada sistem siklase adenilat – reseptor hormone digolongkan ke dalam berbagai tipe yang tergantung pada temuan – temuan fenotipik dan biokimia.

  • Tipe A . tipe ini penderita yang terkena menderita efek generatif subunit α protein pengikat – nukleotid perangsang guanine. Defek diwariskan sebagai ciri autosom dominan, dan sedikitnya transmisi dari ayah – ke – anak diduga karena menurunnya fertilitas pada laki – laki. Tetani sering merupakan tanda pada saat dating. Anak yang terkena memiliki bentuk tubuh pendek, gemuk, dan wajah bulat. Dan biasanya ada brakhidaktili dengan dekik dorsum tangan. Metakarpal kedua sedikitnya sering terlibat. Sebagai akibatnya, jari telunjuk kadang – kadang dapat lebih panjang daripada jari tengah. Demikian juga, metatarsal kedua sangat jarang terkena. Mungkin ada kelainan skeleton lain seperti falanges pendek dan lebar, melengkung, pembengkakan tulang, dan menebalnya kalvaria. Penderita ini sering memiliki endapan kalsium dan pembentukan tulang metaplastik secara subkutan. Tingkat retardasi mental sedang, klasifikasi ganglia basalis, dan katarak lensa adalah lazim pada penderita yang terlambat didiagnosis.
  • Tipe IA dengan pubertas prekoks. Dua anak laki – laki dengan PHP tipe IA dilaporkan memiliki pubertas prekoks tidak tergantung – gonadotropin. Mereka memiliki mutasi Gsα tunggal yang memerankan potein G sensitive suhu testes yang lebih dingin ( 33 0 C ), Gsα menyebabkan aktivasi utama reseptor hormon luteinasi dan pubertas prekoks.
  • Tipe IB. Penderita yang terkena memiliki kadar aktivitas protein – G dan penampakan fenotip normal. Penderita ini resisten terhadap PTH tetapi tidak terhadap hormone lain. Kadar kalsium serum, fosfor, dan PTH imunoreaktif sama seperti kadar pada penderita dengan PTH tipe IA; namun, PTH bioaktif tidak meningkat. Patofisiologi gangguan pada kelompok penderita ini belum jelas. Penjelasan yang diusulkan meliputi produksi hormone yang secara biologis kurnga sempurna, adanya peptide PTH penghambat, dan defek pada reseptor PTH atau pada subunit adenil siklase katalitis. Mungkin penyebab kelianan pada kelompok ini adalah heterogen.
  • Tipe II. Tipe ini telah dideteksi pada hanya sebagian kecil penderita dan berbeda dari tipe I dalam hal ekskresi cAMP urin yang meningkat baik pada status basal maupun sesudah stimulasi denga PTH, tetapi fosfaturia tidak meningkat. Tampak bahwa cAMP aktivasi secara normal diaktifkan, tetapi sel tidak mampu berespons pada isyaratnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *